Pontianak (Antara Kalbar) - Hizbut Tahrir Kalimantan Barat mengingatkan pemerintah Indonesia, bahwa bangsa Indonesia saat ini sudah dijajah secara ekonomi oleh bangsa-bangsa asing.
"Hari ini kami melakukan aksi damai di Tugu Bundaran Digulis Untan Pontianak, untuk mengingatkan pemerintah akan bahaya ancaman penjajahan secara ekonomi, bukan lagi penjajahan secara terbuka oleh bangsa asing seperti dulu," kata Koordinator Aksi Hizbut Tahrir Galih Pramono saat melakukan aksinya di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan fakta sekarang yang terjadi, bahwa Indonesia sedang dijajah dengan gaya baru atau neoimperalisme. Kalau zaman dahulu Indonesia dijajah secara fisik, tetapi sekarang dijajah secara ekonomi.
"Saat ini saja, sumber daya alam kita di atas 50 persen diantaranya sudah dikuasai oleh bangsa asing, seperti perkebunan sawit dan eksplorasi minyak kita yang dikuasai oleh asing," ungkapnya.
Ditambah lagi, utang negara yang sudah sangat besar, sehingga sangat mengancam kelangsungan negara dan rakyatnya sendiri, katanya.
"Kami memandang penderitaan rakyat, seperti dicabutnya subsidi BBM, adalah kebijakan neoliberalisme," katanya.
Dalam aksinya, Hizbut Tahrir Kalbar menolak kebijakan-kebijakan yang sifatnya neoliberalisme, seperti kebijakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan yang dituding sebagai pemalakan terhadap rakyat kecil.
"Pemerintah memberikan jaminan nkesehatan, tetapi kenapa ada pungutan kepada masyarakat yang sudah jelas-jelas tidak mampu itu," ujarnya.
Hizbut Tahrir Kalbar mendesak pemerintah menghentikan kebijakan atau program-program yang sifatnya menyengsarakan masyarakat kecil, seperti dicabutnya subsidi BBM, dan dihentikannya pungutan kepada masyarakat dengan kedok BPJS.
(U.A057/B/N005/N005) 27-04-2015 17:38:56
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Hari ini kami melakukan aksi damai di Tugu Bundaran Digulis Untan Pontianak, untuk mengingatkan pemerintah akan bahaya ancaman penjajahan secara ekonomi, bukan lagi penjajahan secara terbuka oleh bangsa asing seperti dulu," kata Koordinator Aksi Hizbut Tahrir Galih Pramono saat melakukan aksinya di Pontianak, Senin.
Ia menjelaskan fakta sekarang yang terjadi, bahwa Indonesia sedang dijajah dengan gaya baru atau neoimperalisme. Kalau zaman dahulu Indonesia dijajah secara fisik, tetapi sekarang dijajah secara ekonomi.
"Saat ini saja, sumber daya alam kita di atas 50 persen diantaranya sudah dikuasai oleh bangsa asing, seperti perkebunan sawit dan eksplorasi minyak kita yang dikuasai oleh asing," ungkapnya.
Ditambah lagi, utang negara yang sudah sangat besar, sehingga sangat mengancam kelangsungan negara dan rakyatnya sendiri, katanya.
"Kami memandang penderitaan rakyat, seperti dicabutnya subsidi BBM, adalah kebijakan neoliberalisme," katanya.
Dalam aksinya, Hizbut Tahrir Kalbar menolak kebijakan-kebijakan yang sifatnya neoliberalisme, seperti kebijakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kesehatan yang dituding sebagai pemalakan terhadap rakyat kecil.
"Pemerintah memberikan jaminan nkesehatan, tetapi kenapa ada pungutan kepada masyarakat yang sudah jelas-jelas tidak mampu itu," ujarnya.
Hizbut Tahrir Kalbar mendesak pemerintah menghentikan kebijakan atau program-program yang sifatnya menyengsarakan masyarakat kecil, seperti dicabutnya subsidi BBM, dan dihentikannya pungutan kepada masyarakat dengan kedok BPJS.
(U.A057/B/N005/N005) 27-04-2015 17:38:56
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015