Putussibau (Antara Kalbar) - Beredarnya kabar beras berbahan baku plastik atau beras sintetis di Pulau Jawa belum menurunkan daya beli masyarakat di perhuluan Kapuas, Kalimantan Barat.

       A Peng,  pedagang beras di pasar pagi Putussibau mengaku, daya beli masyarakat masih normal, belum ada ketakutan konsumen terhadap isu beras bersintetis tersebut.

       "Penjualan masih stabil. Kita di Putussibau aman. Beras dari Pontianak langsung, tapi tetap waspada, kalau sampai ada bahaya bagi kesehatan kita," ujar A Peng ditemui di tokonya.

      A Peng mengaku, dari pantauannya di pemberitaan, memang sulit membedakan jenis yang asli dengan beras sintetis itu.

      "Saya lihat di TV, kalau dicuci tetap tenggelam seperti asli. Gila manusia beras aja bisa diproduksi," imbuhnya.

      Untuk itu A Peng meminta, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kapuas Hulu turun melakukan pengecekan ke pasar, supaya masyarakat tidak ragu membeli beras

       "Bagus kalau Disperindag sidak. Kita ndak tahu kalau beras itu datang darimana, ndak mungkin kita membuka kemasan beras itu. Yang tahu kalau itu asli atau palsu tentu seperti Disperindag, BPOM," papar A Peng.

      A Peng mengaku, beberapa rumah makan di Putussibau merupakan pelanggannya. Namun dari sekian banyak pelanggan itu sudah pintar memilih jenis beras.

      "Kita disini jual enam macam merk beras, itu produksi lama sebelum beredarnya isu beras sintetis, seperi cap tupai, lilin dan lain-lain," jelasnya.

      "Pelanggan saya itu kalau dia biasa beli cap tupai ndak mau beli merk lain, biar mereka cari merk yang biasa dibeli ke toko lain," kata dia.

      Di toko berbeda, A Ju mengaku belum ada beras merk baru yang beredar di pasar, seperti yang dijualnya sehingga konsumen masih percaya dengan beras yang ada sekarang.

      "Cap tupai, lilin, stroberi, tengkawang. Setiap beras yang datang ke kita selalu di cek," kata A Ju.

      Menurut dia, beras sintetis lebih garing saat dijatuhkan, namun beras asli itu tidak, karena lembab.

      Aju meminta produsen yang memalsukan beras secepatnya diproses, agar tidak ada keraguan baik pedagang maupun konsumen.

      "Harus ditangkap supaya tidak merusak pangsa pasar beras. Kasihan masyarakat, kita mengkonsumsi beras sintetis itu," pungkasnya.

Pewarta: Andre

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015