Mekkah (Antara Kalbar) - Jumlah jamaah Indonesia asal Pontianak yang menjadi korban meninggal pada peristiwa Mina bertambah satu orang sehingga total kejadian Kamis (24/9) pagi itu untuk sementara menjadi dua orang.
    "Semalam kami telah mengidentifikasi jemaah Indonesia yang wafat dalam peristiwa Mina sebanyak 11 orang," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu.
    Korban bernama Adryansyah Idris Usman, asal Kloter 14, warga Pontianak, dari embaskasi Batam, no paspor A3826040.
    Berikut nama-nama korban yang telah diidentifikasi telah wafat di pemulasaran mayat di Moeasim, Arab Saudi, pada Sabtu dini hari :
1. Abdul Halim bin Ali Satina, kloter SUB 48 nomor paspor A4514455;
2. Eti Kusmiati Idit Supriadi, kloter JKS 61 nomor paspor B0932959;
3. Nani Unah Ratnani, kloter JKS 61 nomor paspor B0745299;
4.  Mohammad Yuhan Suprianto, kloter JKS 61 nomor paspor A5737138;
5.  Koko Koswara Oyong Suwaryo, kloter JKS 61 nomor paspor B0732931;
6.  Adryansyah Idris Usman, kloter BTH 14 nomor paspor A3826040;
7.  Dede Kurniasih Sulaeman, kloter JKS 61 nomor paspor B0745305;
8.  Dadang Barmara Memed, kloter JKS 61 nomor paspor B0214365;
9.  Yahman Mistan Meslan, kloter UPG 10 nomor paspor B0693120;
10. Ratna Abdul Gani Muhammad, kloter BDJ 1 nomor paspor A0912791;
11. Susimah Slamet Abdullah, kloter SOC 62 nomor paspor B0874968.

    Sedangkan, tiga lainnya yang telah diumumkan meninggal adalah:  
1. Hamid Atwi Tarji Rofia dari Kloter SUB 48 nomor passpor  B1467965,
2. Busyaiyah Syahrel Abdul Gafar dari kloter BTH 14 nomor passpor A27084,
3. Abdul Karim Sumarmi Idris dari Kloter SUB 46 nomor passpor B1023417.
         Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil mengatakan pada proses identifikasi pemulasaran mayat tersebut, pihaknya melihat ada sekitar 500 jenazah yang harus diidentifikasi satu per satu, mana yang merupakan warganegara Indonesia.
        Hal itu, kata dia, karena sebagian besar jamaah Indonesia tidak menggunakan gelang yang menjadi identitas mereka, maupun identitas lain seperti tas.
       "Jadi pertama datang kami lihat yang wajahnya terlihat seperti orang Indonesia. Kemudian apakah ada tanda lain seperti slayer atau ihram yang bertuliskan Indonesia," ujar dia.
        Bila tidak ada, baru di cek silang dengan ketua kloter masing-masing.

Pewarta: Risbiani Fardaniah

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015