Kupang (Antara Kalbar) - Puluhan bangunan terdiri 32 rumah semi permanen, 10 rumah permanen, serta sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
"Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Alor Timur karena memang lokasi gempanya berdekatan dengan bangunan rumah milik warga serta fasilitas umum lainnya di Desa Maritaing yang rusak tersebut," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor, Marthen Daud saat dihubungi Antara dari Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, selain rumah milik warga, sejumlah bangunan umum seperti rumah ibadah di kecamatan tersebut juga ikut mengalami kerusakan akibat gempat ini.
Dari hasil pendataan yang dilakukan hingga Kamis pagi ini, menurut Daud, terpantau dua rumah ibadah yang rusak yakni Gereja Betania dan Gereja Ebenheizer, keduanya terletak di Desa Maritaing, Kecamatan Alor Timur.
"Selain gereja terpantau tiga bangunan sekolah rusak, yakni SMK Negeri Maritaing (rusak ringan), SMP Negeri Maritaing (rusak berat) dan SD Negeri Maritaing (rusak ringan), sehingga ada kemungkinan ketiga sekolah tersebut belum bisa melakukan aktivitas belajar mengajar," tambahnya.
Gempa berkekuatan 6,2 SR terjadi pada koordinat 8.20 LS dan 124.94 BT, atau sekitar 28 km timur laut Alor, dengan kedalaman 89 Km dari permukaan laut.
Menurut Daud, gempa juga mengakibatkan beberapa jalan terputus sehingga baik BPBD, TNI serta anggota kepolisian di daerah tersebut belum berhasil mendata kerusakan bangunan secara menyeluruh.
"Apalagi jarak antara ibu kota Kabupaten Alor ke Kecamatan Alor Timur, sekitar 100 kilometer, yang ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam perjalanan. Namun beberapa instansi seperti TNI dan Kepolisian, personelnya telah mendirikan posko bantuan bagi para korban gempa itu," tuturnya.
Terkait korban jiwa, Daud mengatakan, sampai Kamis pagi ini belum ada laporan soal adanya korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun ia mengimbau agar masyarakat bisa tetap waspada karena gempa susulan skala kecil masih terus terjadi di kabupaten itu.
"Tadi malam sekitar pukul 22.30 juga sempat terjadi gempa susulan berkekuatan 4,6 SR, sehingga kami minta masyarakat tetap waspada," ujarnya.
Sementara itu Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi mengatakan bahwa semua instansi telah bekerja dengan baik untuk membantu korban gempa tersebut.
"Saya masih di Jakarta, sebentar saya akan balik ke Alor untuk meninjau langsung lokasi pusat terjadinya gempa tersebut," tuturnya.
(K010/T. Susilo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Alor Timur karena memang lokasi gempanya berdekatan dengan bangunan rumah milik warga serta fasilitas umum lainnya di Desa Maritaing yang rusak tersebut," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor, Marthen Daud saat dihubungi Antara dari Kupang, Kamis.
Ia menjelaskan, selain rumah milik warga, sejumlah bangunan umum seperti rumah ibadah di kecamatan tersebut juga ikut mengalami kerusakan akibat gempat ini.
Dari hasil pendataan yang dilakukan hingga Kamis pagi ini, menurut Daud, terpantau dua rumah ibadah yang rusak yakni Gereja Betania dan Gereja Ebenheizer, keduanya terletak di Desa Maritaing, Kecamatan Alor Timur.
"Selain gereja terpantau tiga bangunan sekolah rusak, yakni SMK Negeri Maritaing (rusak ringan), SMP Negeri Maritaing (rusak berat) dan SD Negeri Maritaing (rusak ringan), sehingga ada kemungkinan ketiga sekolah tersebut belum bisa melakukan aktivitas belajar mengajar," tambahnya.
Gempa berkekuatan 6,2 SR terjadi pada koordinat 8.20 LS dan 124.94 BT, atau sekitar 28 km timur laut Alor, dengan kedalaman 89 Km dari permukaan laut.
Menurut Daud, gempa juga mengakibatkan beberapa jalan terputus sehingga baik BPBD, TNI serta anggota kepolisian di daerah tersebut belum berhasil mendata kerusakan bangunan secara menyeluruh.
"Apalagi jarak antara ibu kota Kabupaten Alor ke Kecamatan Alor Timur, sekitar 100 kilometer, yang ditempuh selama kurang lebih 2,5 jam perjalanan. Namun beberapa instansi seperti TNI dan Kepolisian, personelnya telah mendirikan posko bantuan bagi para korban gempa itu," tuturnya.
Terkait korban jiwa, Daud mengatakan, sampai Kamis pagi ini belum ada laporan soal adanya korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun ia mengimbau agar masyarakat bisa tetap waspada karena gempa susulan skala kecil masih terus terjadi di kabupaten itu.
"Tadi malam sekitar pukul 22.30 juga sempat terjadi gempa susulan berkekuatan 4,6 SR, sehingga kami minta masyarakat tetap waspada," ujarnya.
Sementara itu Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi mengatakan bahwa semua instansi telah bekerja dengan baik untuk membantu korban gempa tersebut.
"Saya masih di Jakarta, sebentar saya akan balik ke Alor untuk meninjau langsung lokasi pusat terjadinya gempa tersebut," tuturnya.
(K010/T. Susilo)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015