Pontianak (Antara Kalbar) - Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Thamrin Usman menyatakan solusi atas ketersedian listrik harus segera dicari demi mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan energi nasional.
"Saat ini semua ahli di dunia terus menerus mencoba untuk memanfaatkan listrik untuk semua tujuan. Penelitian di berbagai bidang pun terus dilakukan dalam rangka meningkatkan ketersediaan energi listrik," kata Thamrin Usman saat membuka temu nasional ke-9, forum pendidikan tinggi teknik elektro Indonesia 2015 di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, banyak lembaga penelitian di seluruh dunia telah menegaskan bahwa ketahanan dan keberlanjutan energi perlu dilakukan melalui pemanfaatan energi yang lebih efesien serta sebanyak mungkin menggunakan energi terbarukan.
"Saya berpesan agar solusi atas ketersediaan listrik harus segera dicari, sebab semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, permintaan akan energi listrik semakin besar, sehingga perlu ketahanan dan keberlanjutan energi," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, energi listrik merupakan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan dalam konteks nasional energi memiliki peran yang strategis untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Saya berharap, adanya kajian kebutuhan energi yang lebih efisien dalam wilayah NKRI, sehingga kedepan khususnya wilayah Kalbar tidak lagi membeli energi listrik dari negara tetangga, Malaysia," ucapnya.
Sementara itu, Pengurus Dewan Energi Nasional, Deden Sukarna mengatakan, hingga saat ini Indonesia belum dapat melepaskan ketergantungan terhadap energi fosil dan sebagian dari energi tersebut harus diimpor dari negara lain.
Untuk itu, menurut dia ketergantungan terhadap energi fosil harus dikurangi dengan upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi lainnya, khususnya energi baru terbarukan serta dengan meningkatkan kemampuan untuk penggunaan teknologi energi yang efisien. Sehingga sebagai negara yang memiliki berbagai jenis energi, baik fosil maupun energi non fosil atau yang dibarukan, wajib melakukan pengelolaan energi dengan baik.
"Semoga dengan kegiatan pertemuan nasional ini, dapat mengindentifikasi masalah keenergian yang dihadapi masing-masing sektor dan daerah untuk menjadi bahan masukan dalam penetapan rencana umum energi nasional yang dalam waktu yang tidak lama lagi akan ditetapkan dewan energi nasional," ujarnya.
Ketua Pelaksana Fortei 2015, Iqbal Arsyad menambahkan, melalui penyelenggaraan Fortei 2015 yang ke-9 ini, diharapkan pendidikan tinggi teknik elektro yang bersentuhan langsung dengan energi, khususnya energi listrik mempunyai tantangan besar untuk mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan energi nasional.
Hal tersebut perlu dilakukan melalui pemanfaatan energi yang lebih efesien serta sebanyak mungkin menggunakan energi terbarukan, katanya.
Pertemuan Fortei 2015 diikuti sebanyak 100 perguruan tinggi yang terdiri dari 150 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, yang berlangsung hingga 13 November 2015.
(U.A057/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Saat ini semua ahli di dunia terus menerus mencoba untuk memanfaatkan listrik untuk semua tujuan. Penelitian di berbagai bidang pun terus dilakukan dalam rangka meningkatkan ketersediaan energi listrik," kata Thamrin Usman saat membuka temu nasional ke-9, forum pendidikan tinggi teknik elektro Indonesia 2015 di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, banyak lembaga penelitian di seluruh dunia telah menegaskan bahwa ketahanan dan keberlanjutan energi perlu dilakukan melalui pemanfaatan energi yang lebih efesien serta sebanyak mungkin menggunakan energi terbarukan.
"Saya berpesan agar solusi atas ketersediaan listrik harus segera dicari, sebab semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, permintaan akan energi listrik semakin besar, sehingga perlu ketahanan dan keberlanjutan energi," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, energi listrik merupakan kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan dalam konteks nasional energi memiliki peran yang strategis untuk mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Saya berharap, adanya kajian kebutuhan energi yang lebih efisien dalam wilayah NKRI, sehingga kedepan khususnya wilayah Kalbar tidak lagi membeli energi listrik dari negara tetangga, Malaysia," ucapnya.
Sementara itu, Pengurus Dewan Energi Nasional, Deden Sukarna mengatakan, hingga saat ini Indonesia belum dapat melepaskan ketergantungan terhadap energi fosil dan sebagian dari energi tersebut harus diimpor dari negara lain.
Untuk itu, menurut dia ketergantungan terhadap energi fosil harus dikurangi dengan upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi lainnya, khususnya energi baru terbarukan serta dengan meningkatkan kemampuan untuk penggunaan teknologi energi yang efisien. Sehingga sebagai negara yang memiliki berbagai jenis energi, baik fosil maupun energi non fosil atau yang dibarukan, wajib melakukan pengelolaan energi dengan baik.
"Semoga dengan kegiatan pertemuan nasional ini, dapat mengindentifikasi masalah keenergian yang dihadapi masing-masing sektor dan daerah untuk menjadi bahan masukan dalam penetapan rencana umum energi nasional yang dalam waktu yang tidak lama lagi akan ditetapkan dewan energi nasional," ujarnya.
Ketua Pelaksana Fortei 2015, Iqbal Arsyad menambahkan, melalui penyelenggaraan Fortei 2015 yang ke-9 ini, diharapkan pendidikan tinggi teknik elektro yang bersentuhan langsung dengan energi, khususnya energi listrik mempunyai tantangan besar untuk mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan energi nasional.
Hal tersebut perlu dilakukan melalui pemanfaatan energi yang lebih efesien serta sebanyak mungkin menggunakan energi terbarukan, katanya.
Pertemuan Fortei 2015 diikuti sebanyak 100 perguruan tinggi yang terdiri dari 150 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, yang berlangsung hingga 13 November 2015.
(U.A057/F003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015