Pontianak  (Antara Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak menyatakan akan memberikan bantuan bibit ikan kepada para petambak ikan di Sungai Kapuas yang sempat mengalami kerugian karena ikan peliharaan mereka mati sebagai dampak dari perubahan cuaca kemarau ke musim hujan.

"Selain akan memberikan bibit ikan, kami juga akan memberikan bimbingan teknis kepada para petambak ikan agar mereka bisa mengatasi perubahan musim di masa mendatang," kata Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, kualitas air Sungai Kapuas kalau dimusim hujan cukup asam, karena air hujan bercampur gambut masuk ke sungai.

Akibatnya air di sungai menjadi asam sehingga dimusim penghujan pertama sangat berbahaya bagi ikan-ikan yang tadinya sudah terbiasanya dengan air asin karena terintrusi air laut.

"Hasil kajian dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak kemarin, kualitas air Sungai Kapuas cukup asam sebagai dampak dari musim penghujan, selain itu oksigennya juga kurang, mungkin itu yang menyebabkan ikan-ikan petambak mati," ungkap Edi.

Sebelumnya, Rabu (4/11) petambak ikan nila di Sungai Kapuas Pontianak mengaku merugi karena ratusan hingga ribuan ikan peliharaan mereka mati.

Air di Sungai Kapuas yang sempat terintrusi air laut sehingga menjadi asin saat kemarau, tiba-tiba menjadi tawar saat musim hujan saat ini mengakibatkan ikan tersebut mati.

"Ratusan ikan nila peliharaan saya mati akibat perubahan air yang sangat drastis. Dari asin karena terintrusi air laut sepanjang kemarau, berubah menjadi tawar, jernih dan dingin karena musim hujan," kata Adi Maulana salah seorang petambak ikan nila di Sungai Kapuas Pontianak.

Ia menjelaskan, dirinya mempunyai delapan tambak ikan nila di sepanjang Sungai Kapuas di Tambelan Sampit, Kecamatan Pontianak Timur.

"Saya merugi puluhan juta akibat perubahan musim ini karena ikan-ikan saya yang belum siap panen mendadak mati," kata Adi.

Menurut dia, kerugian akibat perubahan kondisi air tersebut tidak hanya dialami dirinya, melainkan sebagian besar para petambak ikan di sepanjang Sungai Kapuas akibat perubahan musim tersebut.

"Hingga saat ini, sekitar dua ribuan ikan nila yang hampir siap dipanen mati mendadak akibat perubahan musim ini," ungkapnya.

Adi menambahkan, kejadian tersebut memang hampir setiap tahun terjadi sebagai dampak dari perubahan musim yang terlalu ekstrim.

"Kami tidak bisa menghindari perubahan musim yang terlalu ekstrim ini, karena belum ada teknologi dalam mengatasinya," kata Adi.



(U.A057/A043)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015