Pontianak  (Antara Kalbar) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan gencar melakukan normalisasi pasokan bahan bakar minyak di sejumlah wilayah Kalimantan pascapenurunan harga jual BBM, 5 Januari 2016.

"Saat ini kami terus memantau pergerakan distribusi BBM di Kalimantan juga kota-kota besar termasuk di Kota Pontianak," kata Area Manager Communication dan Relations PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan Dian Hapsari saat dihubungi di Balikpapan, Senin.

Ia menjelaskan distribusi BBM untuk wilayah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, secara umum berjalan lancar. Sementara khusus di wilayah Kabupaten Melawi, Sintang, dan Sanggau dalam waktu 1 X 24 jam sejak 6 Januari diberlakukan status distribusi alternatif serta peningkatan pengawasan.

Mobil tangki tidak hanya digerakkan dari Terminal BBM Sintang, tetapi juga dari Terminal BBM Pontianak dan Jobber Sanggau untuk memastikan pasokan ketiga wilayah tersebut dapat dipenuhi, katanya.

Kemudian di wilayah Bontang bahkan normalisasi dengan segera dilakukan sejak Kamis (7/1). "30 mobil tangki dengan kapasitas 16 KL sejak Kamis dini hari diaktifkan, agar segera bisa melakukan normalisasi pasokan daerah Bontang dan sekitarnya," ungkap Sari.

Kebijakan penyaluran 24 jam juga diambil untuk mengamankan pasokan di Samarinda sejak tanggal 6 Januari, katanya.

Di wilayah perbatasan seperti Nunukan dan Sebatik pengiriman BBM dari Tarakan dengan menggunakan kapal juga sesuai jadwal. Pada Kamis (7/1) kapal pengangkut BBM dari Tarakan sudah merapat dan bongkar muatan di Nunukan.

Untuk di Kalimantan Selatan, pasokan sebagai stok build up di SPBU-SPBU dilakukan dengan menambah armada tangki dari Terminal BBM Banjarmasin sejak siang hari pada tanggal 5 januari.

Secara keseluruhan lonjakan yang terjadi tidak hanya untuk bahan bakar premium namun juga bahan bakar khusus. Sejak penurunan 5 Januari 2016, penyaluran sebagai stok build up di SPBU-SPBU di Kalimantan meningkat 18 persen untuk BBM jenis premium, 66 persen untuk solar, 11 persen untuk pertamax series, dan 3 persen untuk pertalite.

"Data tersebut menjadi cerminan lonjakan yang terjadi selama 5 - 9 Januari 2016. Konsumsi normal dapat terlihat pada tanggal 10 Januari dimana seluruh realisasi turun, sama seperti sebelum terjadi penurunan harga," ujarnya.

Pertamina MOR VI berupaya untuk terus memantau pergerakan distribusi BBM guna mengantisipasi adanya potensi hambatan. "Kami memaksimalkan seluruh kemampuan distribusi yang ada dengan tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan, walaupun kondisi medan distribusi di wilayah Kalimantan tidaklah mudah," kata Sari.

(U.A057/N002)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016