Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mendorong setiap kabupaten/kota untuk menciptakan kemandirian pangan, agar provinsi tersebut tidak tergantung pada beras dari daerah lain.

"APBD Kalbar tahun ini masih diprioritaskan untuk meningkatkan layanan publik kepada masyarakat seperti untuk kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan salah satunya pertanian. Komitmen kami untuk mendorong sektor pertanian di daerah jelas terus kami lakukan, makanya kami harapkan seluruh daerah yang ada di Kalbar bisa mewujudkan kemandirian pangan," kata Sekretaris Daerah Kalbar, M Zeet Assovie di Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan, sesuai dengan amanat UU, pemerintah daerah diberikan kewenangan skala prioritas untuk menjalankan program pemerintahan pro rakyat. Karena di Kalbar masih banyak infrastruktur yang belum selesai, makanya pemprov Kalbar masih memprioritaskan hal itu.

"Salah satunya juga untuk pertanian tadi, dan ini akan didorong terus karena sampai saat ini masih ada daerah yang belum bisa surplus beras seperti Kapuas Hulu, dimana kabupaten itu masih memerlukan kebutuhan beras sebesar 11.000 ton per tahun dari daerah lain," tuturnya.

Secara kebutuhan, lanjutnya, memang kabupaten masyarakatnya masih bisa dipenuhi kebutuhan berasnya, namun itu harus didatangkan dari luar. Padahal, lanjut M Zeet, daerah tersebut masih banyak memiliki lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian.

"Tidak hanya Kapuas Hulu, namun ada daerah lain yang belum bisa surplus beras. Namun, kami mengapresiasi sudah ada juga beberapa daerah yang surplus beras seperti Sambas, Kayong Utara, Mempawah dan Landak," katanya.

Sebelumnya juga, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan optimistis provinsi yang dipimpinnya mampu mencapai swasembada pangan dengan program kawasan pangan dan pengembangan padi Hazton yang terus digiatkan pada beberapa daerah di Kalbar.

"Saya optimistis, swasembada pangan tetap dapat dicapai, karena didukung dengan berbagai program dan kebijakan, yaitu pemanfaatan teknologi pertanian dan adanya inovasi seperti pendekatan usaha tani moderen berbasis agribisnis (Food Estate dan Kebun Pangan) yang kami kembangkan di 13 kabupaten," kata Cornelis.

Dia menambahkan, pendekatan usaha tani tersebut akan dikombinasikan dengan teknologi padi Hazton yang secara nyata mampu meningkatkan produktivitas padi berkisar 9 sampai 11 ton gabah kering per hektare. Selain itu, adanya dukungan dari penyuluh pertanian yang handal, kerja sama dengan Bank Indonesia cabang Kalbar dan TNI AD.

"Pada tahun 2014, capaian kinerja pertanian cukup memuaskan, dimana untuk sektor pertanian tanaman pangan dialokasikan anggaran sebesar Rp106,4 miliar lebih dengan indikator jumlah produksi pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang terdiri dari padi ditargetkan sebesar 31,91 kuintal per hektare dan terealisasi sebesar 31,00 kuintal per hektare dengan capaian kinerja sebesar 97,15 persen," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk luas panen pertanian yang awalnya ditargetkan sebesar 470.000 hektare, terealisasi sebesar 473.353 hektare dengan capaian kinerja sebesar 100,71 persen.

"Kemudian jumlah produksi tanaman pangan yang ditargetkan 1.500.000 ton, terealisasi sebesar 1.467.339 ton dengan capaian kinerja sebesar 97,82 persen," katanya. 

(KR-RDO/T013)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016