Pontianak (Antara Kalbar) - Operasi Pasar Gula Murah yang digelar Kementerian Perdagangan dan Induk Koperasi Kartika (Inkopar) cukup efektif dalam menstabilkan harga serta mencegah masuknya gula dari negeri jiran secara ilegal.
    Berdasarkan pengecekan harga oleh tim gabungan yang dipimpin Kepala Subdit Bahan Pokok dan Barang Strategis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Susi Herawati di sejumlah lokasi Termasuk Pasar Sentral Sanggau, Jumat (19/2), harga terbilang stabil.
    "Ya kita dukung operasi pasar ini. KamI bisa jual murah gula juga. Selama ini memang banyak yang jual gula murah, tapi impor. Ini kan murah tapi dari dalam negeri sendiri," kata Ramdhani, seorang pedagang kelontong di sekitar Pasar Sentral, Sanggau.
    Sementara menurut Budi Hartono, pemilik CV Agro Abadi, salah satu distributor gula Operasi Pasar Gula di Kalbar, operasi pasar Inkopkar ini berpengaruh signifikan terhadap penurunan harga gula di tingkat eceran.
    "Sebelum OP dilaksanakan, harga gula antara Rp13.000-Rp13.500 perkilogram. Sejak OP digelar, harga tertinggi ditingkat eceran mencapai Rp12.000 per kilogramnya," kata Budi Hartono.  
    CV Agro Abadi selama periode Januari hingga Februari telah menyalurkan 5.000 ton gula untuk operasi pasar. Angka itu sedikit lebih rendah dibanding kebutuhan konsumsi gula perbulannya untuk wilayah Kalbar sebanyak 6.000 ton.
    Pengecekan harga tersebut dilakukan pula hingga wilayah perbatasan di Entikong. Sedangkan untuk operasi pasar, digelar dari Januari hingga April 2016.    
    Sementara agen gula lainnya yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, hampir 50 persen gula di Kalbar adalah gula selundupan yang masuk antara lain dari Entikong dan Jagoebabang. Meski penjagaan terus ditingkatkan, namun penyelundup tetap berusaha menembus perbatasan dengan berbagai modus, termasuk modus lama, yakni memanfaatkan Kartu Lintas Batas (KLB).
    Pemegang KLB di perbatasan Entikong saat ini diperkirakan mencapai 16.000 WNI. Mereka dapat berbelanja kebutuhan pokok di Malaysia maksimal 600 ringgit Malaysia per bulan.
    Ketua Umum Induk Koperasi Kartika, Brigjen TNI Felix ‎Hutabarat juga mengakui hal itu. Menurut dia, gula selundupan telah merusak tata niaga gula nasional dan merugikan negara karena mereka mengemplang pajak.
    Dalam operasi pasar, Inkopkar dan Kemendag mendistribusikan sekitar 100.000 ton gula ke sejumlah daerah di Indonesia di luar Pulau Jawa. Harga yang dipatok tertinggi di kisaran Rp12.000/kilogramnya.
    Felix akan menindak tegas distributor yang terbukti menyalahgunakan kerja sama.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016