Yogyakarta (Antara Kalbar) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bantul KH Kholiq Syifa mengatakan bahwa orang yang kurang memahami agama lebih mudah terpengaruh oleh pemahaman radikal.

"Bila hanya mengikuti sedikit pengajian menyebabkan belum banyak literatur tentang keislaman, sehingga gampang terpengaruh (paham radikal)," kata KH Kholiq, di Bantul, Yogyakarta, Kamis.

Untuk itu pihaknya menyarankan umat Muslim untuk mengikuti banyak kajian Islam sehingga memiliki banyak perbandingan literatur tentang Islam sehingga memiliki pemahaman Islam yang komprehensif.

Sementara Kapolres Bantul AKBP Dadiyo mengatakan pihaknya terus berupaya memberikan penyuluhan tentang antiradikalisasi ke pondok-pondok pesantren dan sekolah-sekolah di Bantul sebagai upaya agar kalangan muda bisa mewaspadai paham radikal.

"Penyuluhan (antiradikalisasi) ini kami laksanakan secara rutin di ponpes-ponpes dan sekolah-sekolah," kata Dadiyo.

Pihaknya menargetkan memberikan penyuluhan ke dua hingga tiga ponpes atau sekolah di kawasan Bantul per minggu.

Pada Rabu (24/2), Polres Bantul memberikan penyuluhan mengenai antiradikalisasi ke dua Ponpes Al-Munawwir Krapyak dan Majelis Dzikir As-Syifa pimpinan KH Kholiq Syifa di Wonokromo, Pleret.

Dalam penyuluhan tersebut, Ketua MUI Bantul KH Kholiq Syifa dan mantan aktivis organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan menjadi pembicara utama.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016