Nanga Pinoh (Antara Kalbar) - Ketua DPRD Melawi Abang Tajudin meminta agar masyarakat tak lagi menyebarkan foto korban mutilasi. Apalagi pihak keluarga dan aparat juga sudah mengimbau hal yang sama sebelumnya.
"Kami minta jangan lagi ada foto korban mutilasi di pajang sebagai DP BBM atau diupload di media sosial. Kita mestinya ikut bersimpati kepada keluarga korban. Jangan malah ikut membuat gaduh dan menampilkan foto yang tak layak untuk ditampilkan," katanya, Minggu.
Tajudin mengatakan, kasus mutilasi anak oleh ayah kandung yang juga anggota kepolisian resort Melawi mestinya menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak. Yang sebaiknya dilakukan adalah masyarakat bisa bersama-sama ikut mendoakan agar almarhum diberikan tempat yang terbaik disisi-Nya dan pihak keluarga bisa diberikan ketabahan dan kekuatan.
"Yang penting juga adalah pemulihan kejiwaan bagi istri tersangka yang sangat terguncang. Bagaimanapun instansi terkait kita harapkan bisa ikut memberikan perhatian kepada yang bersangkutan," katanya.
Tajudin juga mengimbau agar masyarakat Melawi lebih bijaksana dalam perilaku hidup dan peka terhadap situasi diri, membangun komunikasi pada teman dan keluarga, utamanya bila ada permasalahan di dalam keluarga.
"Komunikasi adalah hal yang paling penting. Bila ada permasalahan, sebaiknya dibicarakan dengan keluarga atau sahabat terdekat," pesannya.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Arief Sulistyantio saat berada di Melawi juga menyayangkan terjadinya penyebaran foto –foto korban melalui media sosial. Padahal sebelumnya ia sudah mengingatkan jajarannya jangan sampai ada penyebaran foto-foto kondisi korban.
"Ini sangat tidak manusiawi. Mari kita berempati pada keluarganya. Saya menerima laporan dari Kapolres, saya tidak mendapatkan foto-foto itu," katanya.
Kapolda sendiri sudah mengingatkan ke Kapolres agar foto-foto korban untuk diamankan. Hanya faktanya, foto-foto korban tersebut sudah menyebar ke media sosial.
"Mari kita empati pada korban, bagaimana kalau itu menimpa pada keluarga kita. Jadi jangan puas menyebarkan foto. Malah ada yang dijadikan profil pict. Ini perbuatan yang tidak baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Kami minta jangan lagi ada foto korban mutilasi di pajang sebagai DP BBM atau diupload di media sosial. Kita mestinya ikut bersimpati kepada keluarga korban. Jangan malah ikut membuat gaduh dan menampilkan foto yang tak layak untuk ditampilkan," katanya, Minggu.
Tajudin mengatakan, kasus mutilasi anak oleh ayah kandung yang juga anggota kepolisian resort Melawi mestinya menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak. Yang sebaiknya dilakukan adalah masyarakat bisa bersama-sama ikut mendoakan agar almarhum diberikan tempat yang terbaik disisi-Nya dan pihak keluarga bisa diberikan ketabahan dan kekuatan.
"Yang penting juga adalah pemulihan kejiwaan bagi istri tersangka yang sangat terguncang. Bagaimanapun instansi terkait kita harapkan bisa ikut memberikan perhatian kepada yang bersangkutan," katanya.
Tajudin juga mengimbau agar masyarakat Melawi lebih bijaksana dalam perilaku hidup dan peka terhadap situasi diri, membangun komunikasi pada teman dan keluarga, utamanya bila ada permasalahan di dalam keluarga.
"Komunikasi adalah hal yang paling penting. Bila ada permasalahan, sebaiknya dibicarakan dengan keluarga atau sahabat terdekat," pesannya.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Arief Sulistyantio saat berada di Melawi juga menyayangkan terjadinya penyebaran foto –foto korban melalui media sosial. Padahal sebelumnya ia sudah mengingatkan jajarannya jangan sampai ada penyebaran foto-foto kondisi korban.
"Ini sangat tidak manusiawi. Mari kita berempati pada keluarganya. Saya menerima laporan dari Kapolres, saya tidak mendapatkan foto-foto itu," katanya.
Kapolda sendiri sudah mengingatkan ke Kapolres agar foto-foto korban untuk diamankan. Hanya faktanya, foto-foto korban tersebut sudah menyebar ke media sosial.
"Mari kita empati pada korban, bagaimana kalau itu menimpa pada keluarga kita. Jadi jangan puas menyebarkan foto. Malah ada yang dijadikan profil pict. Ini perbuatan yang tidak baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016