Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota Komisi XI DPR RI, G Michael Jeno menyarankan kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk memaksimalkan potensi CPO yang ada guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Meski saat ini ekonomi global masih belum terlalu membaik dimana hal ini berdampak pada lesunya harga komoditas Kalbar di pasaran dunia. Namun, pemerintah Kalbar bisa memanfaatkan potensi CPO, yang harganya mulai membaik lantaran permintaan domestik meningkat akibat kebijakan pemerintah pusat soal kewajiban menggunakan biodiesel untuk campuran solar," kata Michael di Pontianak, Rabu.

Dia menjelaskan, dengan adanya kebijakan tersebut, sedikit membantu harga CPO di tengah anjloknya harga CPO global.

"Semoga hilirisasi untuk produk lainnya juga ada sehingga ketergantungan kita kepada harga minyak dunia berkurang," tuturnya.

Diungkapkanya jika pasar di luar negeri turun, maka pasar dalam negeri yang dinaikkan, itu merupakan cara sederhana.

"Pemerintah sudah membuat Badan Layanan Umum (BLU) sawit, di bawah departemen keuangan dan BLU hari ini sudah memiliki dana abadi sekitar Rp9 triliun untuk meningkatkan pasar dalam negeri dengan cara program B15 dan B20 yang merupakan program pemerintah untuk energi terbarukan," katanya.

Meski saat ini harga CPO mulai membaik, lanjutnya, namun untuk karet memang belum besar permintaannya. Meski demikian, pemerintah terus mendorong dengan adanya program pembangunan infrastruktur yang membutuhkan karet sebagai bahan baku.

"Karet bisa dijadikan untuk campuran aspal , bantalan untuk rel kereta api, dan untuk di pelabuhan bisa menjadi sandaran kapal sebagai pelengkap infrastruktur. Dengan begitu, kita bisa mengambil keuntungan dari pembangunan infrastruktur tersebut," tuturnya.

Adapun produk tambang bauksit Kalbar yang mati suri dalam beberapa tahun terakhir mulai bangkit. Hal ini lantaran mulai produksinya hilirisasi sejumlah pabrik pengolahan bauksit menjadi barang jadi dan setengah jadi di Ketapang.

Beberapa pabrik lain juga akan mulai beraktivitas, seperti di Sanggau dan Mempawah. Menurut Jeno, penting bagi Kalbar untuk melakukan hilirisasi besar-besaran agar produk-produknya memiliki nilai tambah yang besar. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016