Palu (Antara Kalbar) - Kepala Perum Bulog Sulawesi Tengah Maruf mengatakan hingga kini baru berhasil membeli beras petani sebanyak 30 ton dari target yang ditetapkan selama 2016 ini 42.000 ton.

"Pengadaan beras tahun ini benar-benar sangat sulit dilakukan Bulog karena harga beras di tingkat produsen cukup tinggi," katanya di Palu, Selasa.

Menurut dia, dengan kondisi harga beras di tingkat produsen yang sekarang ini masih diatas harga pembelian pemerintah (HPP), Bulog sulit untuk menyerap pembelian dalam jumlah besar.

Harga beras dipatok pedagang dan pengusaha penggilingan padi berkisar Rp8.200-Rp8.400/kg. Bulog, kata Maruf membeli sesuai HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp7.300/kg.

Selisih harga cukup mencolok. Petani otomatis menjual kepada pedagang yang membeli dengan harga jauh diatas pembelian Bulog.

Namun demikian, kata dia, Bulog tetap berusaha untuk membeli beras petani dengan turun langsung ke tempat-tempat penggilingan padi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Sulteng.

Maruf mengaku saat ini saat ini sudah berlangsung panen raya di sejumlah daerah, khususnya di Kabupaten Parigi Moutong, salah satu daerah lumbung beras di Provinsi Sulteng.

Namun, Bulog Sulteng baru mampu membeli beras di daerah itu sekitar 30 ton.

Melihat prosentasi pembelian beras di Sulteng hingga medio April 2016 ini baru terealisasi 30 ton dari 42.000 ton target pengadaan, kemungkinan besar target tidak akan terpenuhi.

Sementara itu, Bulog Sulteng harus menyediakan beras untuk memenuhi kebutuhan penyaluran di 13 kabupaten dan kota sekitar 40.000 ton.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016