Putussibau (Antara Kalbar) - Petani karet di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sudah lama mendambakan pabrik karet, namun hingga saat ini baik investor maupun pihak Pemerintah belum bisa membangun pabrik karet tersebut.
"Potensi karet itu ada, dari 23 kecamatan di Kapuas Hulu rata-rata ada kebun karet milik masyarakat, selama ini masyarakat menjual hasil karetnya ke Kota Pontianak, karena memang di Kapuas Hulu belum ada pabrik," kata Ujang (45) seorang petani karet Desa Seluan, Kecamatan Putussibau Utara, Kapuas Hulu, Kalbar, Jumat.
Menurut Ujang, selama ini pemerintah hanya memikirkan pengembangan potensi perkebunan kelapa sawit. Padahal perkebunan karet yang sudah turun temurun menjadi mata pencaharian masyarakat memiliki potensi luar biasa, meskipun harganya naik turun.
Harga karet memang sempat anjlok dan untuk saat ini naik dari Rp4.000 menjadi Rp7000-Rp8.000 per-kilonya.
"Jika ada pabrik karet di Kapuas Hulu, hasil karet bisa diolah menjadi bahan setengah jadi tentu harganya tidak segitu," ujar ayah dua orang anak itu.
Ia meminta pemerintah memikirkan persoalan tersebut, apalagi menurut Ujang, Kapuas Hulu berbatasan langsung dengan Negara Malaysia.
"Sebenarnya ini tinggal kemauan Pemerintah saja, sebagai daerah perbatasan pembangunan pabrik karet, Saya rasa sangat cocok selaku petani karet kami sangat berharap adanya pabrik karet meskipun pabrik mini," katanya.
Menyikapi persoalan ini, Wakil Bupati Kapuas Hulu Antonius L. Ain Pamero pernah mengatakan untuk di Kapuas Hulu produksi karet sudah standar, karena memang sejak dulu salah satu mata pencaharian masyarakat Kapuas Hulu dari hasil karet.
"Pabrik karet memang perlu, dan saya berharap Perusahaan Daerah milik Pemerintah yang sudah terbentuk dapat menjadi motor untuk pembangunan pabrik mini, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Antonius.
Dirinya menilai dengan adanya pabrik mini biaya angkut lebih murah, dan harga karet bisa lebih tinggi dari saat ini. Ia mengakui selama ini masyarakat menjual karet ke Pontianak dengan harga murah dang ongkos mahal.
"Jika ada pabrik kita bisa menjual hasil karet keluar Negeri apalagi saat ini masyarakat dihadapkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean, kita harapkan juga untuk perizinan ekspor inpor agar lebih dipermudah," katanya.

Pewarta: Timotius

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016