Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto mengatakan, pihaknya memprediksikan pada bulan Juni 2016, tingkat inflasi di provinsi itu akan kembali mengalami peningkatan, namun tetap terkendali.

"Dengan berlangsungnya Bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri, inflasi Provinsi Kalimantan Barat diperkirakan kembali meningkat di semua kelompok disagregasi inflasi," kata Dwi di Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan, berdasarkan pemantauan pola historis dalam empat tahun terakhir pada periode Bulan Ramadhan (2012-2015) diketahui bahwa tekanan inflasi mendatang terutama diperkirakan bersumber dari potensi risiko inflasi kelompok komoditas tarif angkutan udara dan komoditas "volatile food", di antaranya daging dan telur ayam ras.

Walaupun akan mengalami peningkatan, namun tekanan inflasi pada kelompok komoditas "volatile food" pada periode ini relatif terkendali.

"Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) diantaranya melalui penetapan kebijakan pengendalian harga atau penetapan harga batas atas pada beberapa komoditas pangan strategis yang diharapkan dapat meredam kemungkinan lonjakan harga yang tidak wajar," tuturnya.

Mencermati masih tingginya faktor risiko dan tantangan dalam pengendalian inflasi yang dihadapi, koordinasi TPID se-Provinsi Kalimantan Barat akan terus diperkuat dan difokuskan terutama dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga serta kelancaran distribusi pasokan bahan pangan stretagis.

Dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga serta distribusi pasokan bahan pangan strategis, TPID se-Provinsi Kalimantan telah merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan.

Kebijakan tersebut, antara lain, memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan strategis melalui operasi pasar atau sidak gudang serta mendirikan pasar penyeimbang terutama pada bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran yang dilakukan secara berkesinambungan untuk menghindari kenaikan harga pangan yang tidak wajar di tingkat pengecer.

TPID Kalbar juga terus melakukan pendekatan dengan pihak yang terkait dengan komoditas penyumbang utama inflasi di wilayah Kalimantan Barat. Kemudian, mengimplementasikan sistem informasi harga di setiap pasar tradisional yang saling terintegrasi guna mengurangi asimetri informasi antarpasar sehingga disparitas harga antarpasar dapat ditekan.

"TPID Kalbar pub terus melakukan komunikasi publik secara rutin melalui berbagai media dalam rangka mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat terutama menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri," katanya.



(U.KR-RDO/B008)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016