Pontianak (Antara Kalbar) - Sembilan anak yang kedapatan ngelem di kawasan Taman Burung Singkawang, Kalimantan Barat, mendapat pembinaan oleh Kantor Kementerian Agama dan Polsek Singkawang Barat.
"Mereka ini merupakan tangkapan kita beberapa hari lalu. Karena kedapatan ngelem di lokasi Taman Burung Singkawang," kata Kapolsek Singkawang Barat, Kompol Sunarno, di Singkawang, Rabu.
Dari sepuluh anak yang diamankan, sembilan di antaranya merupakan umat Muslim. "Jadi sembilan orang yang akan ikut pesantren kilat," ujarnya.
Sebenarnya, kata Sunarno, yang pihaknya amankan ini ada yang terlibat tindak pidana, karena melakukan aksi pencurian di sebuah SD di Kota Singkawang. Hanya saja, jika hendak dihukum, mereka ini merupakan anak di bawah umur. Sehingga pihaknya menekankan wajib lapor saja kepada pihak kepolisian.
Guna mengantisipasi agar perbuatan itu tidak terulang lagi, pihaknya bersama Kantor Kementerian Agama Singkawang, dan para ulama melakukan upaya pembinaan semacam pesantren kilat kepada sembilan anak yang diamankan.
"Saya kira dengan cara seperti ini dapat menyentuh hati nurani mereka untuk tidak berbuat hal yang serupa," ungkapnya.
Sunarno berharap, upaya pembinaan ini dapat mengubah kebiasaan mereka yang suka ngelem dan mencuri. "Pembinaannya kita letakkan mereka di sebuah tempat, yang kira-kira tidak bisa berhubungan dengan keluarga dan teman-temannya. Yang jelas tempat itu masih di sekitar Singkawang," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Singkawang, H Jawani mengatakan, pihaknya siap memberikan pembinaan kepada sembilan anak ngelem tersebut.
"Tahap awal, kita bina selama 10 hari ke depan, yang dimulai pada hari Jumat," katanya.
Menurutnya, kondisi anak-anak seperti ini perlu penanganan khusus. "Artinya semua instansi terkait perlu kita libatkan. Kita berikan pembinaan bukan hanya ceramah, tapi pesantren kilat selama 10 hari," ujarnya.
Dalam 10 hari itu, katanya, orang tua di larang mengunjungi anak-anaknya.
Haris Wandi, orang yang dipercaya untuk memberikan pembinaan, menyatakan siap untuk membina sembilan anak ngelem tersebut.
"Kita bina mereka selama 10 hari. Insya Allah bisa mengubah mereka dari kebiasaan ngelem dan mencuri," katanya.
Salah satu orang tua, Yuyun, menyambut baik dengan adanya pembinaan itu. "Syukurlah kalau ada yang mau membinanya karena kalau saya sudah nyerah, mau bagaimana lagi cara menasihati kedua anak saya," kata Yuyun.
Dengan adanya pembinaan ini, Yuyun berharap, kedua anaknya bisa insyaf. "Kalau kita yang ngomong selalu salah dan di lawan. Dengan adanya pembinaan ini saya setuju, yang penting bisa menyadarkan mereka," harapnya.
Mengingat umat muslim akan menghadapi lebaran Idul Fitri, Yuyun berharap bisa berkumpul dengan anak-anaknya. "Yang namanya lebaran, saya inginnya bisa berkumpul dengan anak-anak saya," ungkapnya menangis.
Kedua anak Yuyun ini terhitung dua kali berurusan dengan polisi. Masalahnya tidak lain, karena kedapatan ngelem di kawasan Taman Burung Singkawang.
"Malu saya dek, mau gimana lagi cara mengajarnya. Cara keras salah, cara lembut salah," katanya.
Salah satu anak ngelem yang dibina, mengaku tidak tahu mau dibawa kemana mereka. "Kami tidak tahu bang, mau dibawa ke mana," katanya.
Remaja yang hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 5 SD ini, mengaku ikut-ikutan teman-temannya. "Biasa kami ngumpul di Taman Burung, sampai pagi. Kerjaannya cuma ngelem," ujarnya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016