Pontianak  (Antara kalbar) - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalimantan Barat mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap peredaran uang palsu pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, mengingat kedua momentum tersebut dipastikan transaksinya tinggi.

"Transaksi keuangan pada momen puasa dan lebaran pasti sangat tinggi dari hari biasa dan itu celah bagi oknum yang memanfaatkan peredaran uang palsu. Oleh karena itu kami mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu tersebut," ujar KPw Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Rabu.

Dwi menjelaskan peredaran uang palsu di Kalbar masih terbilang relatif rendah dibandingkan provinsi lainnya. Kemudian kebanyakan penyebaran uang palsu polanya dilakukan masih di daerah bukan di perkotaan.

"Masyarakat harus mengecek ciri-ciri uang seperti dilihat, diraba, dan diterawang. Kenali ciri-ciri rupiah supaya tak jadi korban," katanya.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat kata Dwi mencatat temuan uang palsu sebanyak 233 lembar pada tahun ini.

"Untuk uang kebanyakan pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu," ucapnya.

Dwi menjelaskan keseriusan BI terus mengantisipasi peredaran uang palsu tersebut agar masyarakat tidak dirugikan. Untuk uang palsu, BI lebih fokus ke daerah Ketapang, karena pihaknya mendapatkan informasi dari kepolisian bahwa temuan uang palsu dari Kepolisian cukup banyak," kata dia.

Ditambahkannya, teknologi para pencipta uang palsu di Indonesia dari masa ke masa semakin canggih. Tidak hanya menggunakan mesin printer biasa saja, para pembuat uang tidak sah tersebut juga memalsukan pita magnetik pada uang kertas.

"Para pembuat uang palsu juga sudah mampu membuat tanda air bergambar pahlawan dengan cara melukis gambar itu di uang. Walaupun itu bukan tanda air dan tidak sempurna," kata dia.

(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016