Pontianak (Antara Kalbar) - Pergantian menteri yang dilakukan Presiden Joko Widodo pada pekan lalu diperkirakan masih mempengaruhi Pasar Saham pekan ini. Selain realisasi investasi Semester I Tahun 2016 yang tumbuh lebih baik sekitar 14 persen dibanding Semester I 2015.
   
Naiknya NPL di angka 3 persen juga diperkirakan tidak mempengaruhi kinerja lembaga keuangan karena menurut OJK masih jauh dibawah batas yang diperingatkan yakni 5 persen.
   
IHSG pada Jumat (29/7) yang ditutup 0,36 persen ke posisi 5.215,99 dari penutupan Jumat (22/7) di level 5.197,25, juga menunjukkan sinyal yang positif.
   
Rata-rata nilai transaksi harian pada pekan lalu meningkat dibandingkan pekan sebelumnya, yakni menjadi Rp8,6 triliun dari Rp7,54 triliun. Rata-rata nilai transaksi akhirnya menyentuh level Rp6 triliun. Kapitalisasi pasar per akhir pekan tercatat sebesar Rp5.614,62 triliun. Meskipun pada penutupan Kamis pekan lalu menyentuh Rp5.703,6 triliun.
   
Sementara itu, investor asing masih mencatatkan net buying sebesar Rp3,23 triliun sepanjang pekan lalu. Secara akumulatif, investor asing telah membukukan net buying senilai Rp24,9 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs tengah BI menguat 0,06 persen ke level Rp13.094/USD dari posisi pekan sebelumnya, yakni Rp13.102/USD.
   
Dari luar negeri, Federal Reserve (the Fed) memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga acuan. Meski demikian, bank sentral AS mencatat, pasar tenaga kerja semakin menguat dan sejumlah indikator lain menunjukkan adanya pertumbuhan. Inflasi bisa naik lagi seiring berbaliknya arah harga energi dan pasar tenaga kerja terus menguat. Selain itu, risiko jangka pendek terhadap outlook ekonomi AS sudah tidak terlihat. Keputusan the Fed untuk menahan suku bunga sejalan dengan kecemasan mengenai kondisi pertumbuhan global.
   
Jepang melalui Perdana Menteri Shinzo Abe juga menyatakan pemerintahannya akan meluncurkan sebuah paket stimulus untuk menggairahkan kembali ekonomi yang lesu. Paket stimulus utama yang diluncurkan senilai 28 triliun yen (sekitar USD 265 miliar atau Rp3.469 triliun), lebih besar daripada perkiraan semula yang senilai 20 triliun yen.
   
Meski demikian, paket stimulus utama minimal 20 triliun yen namun hanya sekitar 3 triliun yen yang akan dibelanjakan secara langsung oleh pemerintah pusat dan daerah. Sisa stimulus berupa program pinjaman dan subsidi. Pernyataan Abe ini juga menekan Bank of Japan agar menyesuaikan suku bunganya yang akan ditetapkan Jumat pekan ini, dengan rencana Abe memacu belanja secara besar-besaran.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016