Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Abdul Manaf Mustafa mengatakan, pihaknya telah mendapatkan bantuan 25.000 dosis VAR untuk hewan guna mengantisipasi meluasnya penyebaran rabies di provinsi itu.

"Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan 25.000 dosis VAR untuk hewan. Ini tentu akan sangat membantu sekali, dalam upaya kita menekan tingginya angka rabies di Kalbar," kata Manaf di Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan, selain itu, Kalbar juga mendapat sejumlah bantuan lainnya seperti kulkas 10 unit, coolbox 10 unit dan dimana semua alat tersebut digunakan untuk tempat penyimpanan vansin. Selain itu, juga ada bantuan Vaksin Anti Rabies (VAR) 82 vial.

"Dengan bantuan 25.000 dosis, maka ada 25.000 ekor yang akan divaksin," tuturnya.

Manaf menyebutkan jumlah vaksin yang dialokasikan ke Kalimantan Barat sebanyak 69.000 dosis. Dari jumlah itu 46.000 ke masing-masing kabupaten.

"Kebutuhan vaksin hewan cukup. Jika kurang maka akan diadakan kembali," katanya.

Manaf berharap dengan langkah itu, penyebaran wilayah jumlah wilayah dan gigitan anjing tidak bertambah. Dengan begitu, status KLB di Kalimantan Barat bisa dicabut.

Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita F. Moeloek menilai penekan kasus penularan rabies di Kalimantan Barat memiliki beberapa kendala, diantaranya luas wilayah Kalbar yang memang sulit dijangkau.

"Namun, pemerintah menjamin dengan memberikan perhatian agar masyarakat tidak lagi menjadi korban. Kami dari Kementrian Kesehatan, akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian," katanya.

Sementara itu, Gubernur Kalbar, Cornelis meminta semua stakeholder untuk bersatu memberikan penyuluhan dan penanganan kasus itu. Menurutnya dengan adanya peningkatan kasus membuat Kalbar divonis Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dia menilai bahayanya rabies itu bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga masa depan generasi muda akan terancam jika tidak segera diatasi. Ditambah lagi, Indonesia harus mengimpor vaksin dari.

"Sebaliknya perusahaan yang memproduksi vaksin itu hanya ada dua di seluruh dunia," katanya. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016