Sydney (Antara Kalbar) - Sebuah perangkap lalat buah baru yang
dikembangkan oleh para peneliti Universitas Griffith Australia, telah
memberikan harapan kepada petani Queensland dalam memerangi serangga
yang menghancurkan.
Teknologi baru bermerek
Fruition tersebut diluncurkan di Universitas Griffith Australia dan
digambarkan sebagai langkah besar dalam memerangi masalah serangga pada
tanaman, lapor Xinhuanet.
Otoritas Pendaftaran
Australia secara bertahap menarik penggunaan insektisida pelapis
semprot, karena masalah kesehatan dan lingkungan.
Profesor
Lingkungan Griffith Dick Drew, yang mengembangkan perangkap lalat
Fruition itu mengatakan, insektisida semprot telah digunakan selama 40
tahun terakhir.
"Penemuan perangkap baru ini bisa lebih melindungi tanaman para petani," kata Drew.
Drew menambahkan, para petani kadang-kadang bisa kehilangan seluruh tanaman mereka karena lalat buah.
"Lalat
buah betina mengandung telur yang subur, ia menghinggap pada tanaman
dan meletakkan telurnya di bawah kulit buah matang. Telur ini kemudian
menetas menjadi belatung, yang membuat buah menjadi busuk dan jatuh ke
tanah," ujar Drew.
Drew mengatakan, perangkap Fruition barunya dirancang khusus untuk menarik lalat buah betina perusak tanaman.
Drew datang dengan ide untuk mengembangkan perangkap setelah menghabiskan hampir 50 tahun meneliti lalat buah.
Hasilnya
adalah sebuah perangkap lalat buah berbentuk seperti kubah atau bola
dan mengandung elemen cobalt biru untuk menarik perhatian lalat buah.
Perangkap tersebut juga mengandung berbagai bahan kimia tertentu.
Setelah
menarik perhatian lalat buah, Fruition yang memiliki permukaan lengket
akan menjebak serangga dan mencegahnya menghancurkan tanaman.
Setelah meneliti lalat buah beberapa dekade, Drew mengatakan peluncuran perangkap baru itu benar-benar memuaskan.
"Kami
sekarang memiliki jawaban yang benar-benar baik tentang masalah lalat
buah untuk menghindarkan penggunaan semprotan insektisida," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016