Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengatakan pihaknya akan melakukan upaya antisipasi masuknya flu burung di provinsi itu dengan memaksimalkan tenaga kesehatan yang ada untuk melakukan pencegahan.
"Sampai saat ini kasus tersebut masih belum ada di Kalbar. Namun, saya akan tetap melakukan pemantauan dan juga sudah meminta kepada dinas terkait untuk segera melaporkan, jika ada kasus flu burung di sini," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Seperti yang diketahui, di Indonesia, pada tahun 2016 ini terjadi peningkatan kasus flu burung, dimana berdasarkan data yang dihimpun tim Kementerian Pertanian sejak 2009 menunjukkan kasus flu burung meningkat pada periode Maret-April.
Pada April 2009 tercatat ada 300 kasus flu burung. Dalam periode yang sama pada 2010, jumlahnya naik menjadi 350 kasus. Tahun-tahun berikutnya, meski menunjukkan tren menurun, selalu ada kenaikan jumlah kasus pada periode Maret-April.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian juga, menunjukkan tahun ini sudah ada 148 kasus flu burung di Indonesia. Padahal sepanjang 2015 tercatat hanya 123 kasus.
Virus avian yang memicu penyakit flu burung pada unggas biasanya berada dalam posisi dorman ketika cuaca pada musim panas relatif stabil.
Virus akan bereaksi dan berkembang biak dengan masif ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem. Biasanya fenomena El Nino akan mempengaruhi penyebab penyebaran virus tersebut dimana dari kondisi panas terik tiba-tiba ada hujan lebat dan suhu turun.
"Saat ini Indonesia dan Kalbar memang sedang mengalami El Nino, namun berdasarkan laporan BMKG, efeknya tidak terlalu parah. Kita jelas mengharapkan flu burung itu tidak sampai masuk Kalbar," katanya.
Untuk itu, dirinya juga mengimbau kepada para peternak unggas yang ada di Kalbar agar selalu memantau perkembangan kesehatan hewannya, agar ketika ada kasus, hal itu bisa cepat dicegah penyebarannya.
(KR-RDO/R021)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sampai saat ini kasus tersebut masih belum ada di Kalbar. Namun, saya akan tetap melakukan pemantauan dan juga sudah meminta kepada dinas terkait untuk segera melaporkan, jika ada kasus flu burung di sini," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Seperti yang diketahui, di Indonesia, pada tahun 2016 ini terjadi peningkatan kasus flu burung, dimana berdasarkan data yang dihimpun tim Kementerian Pertanian sejak 2009 menunjukkan kasus flu burung meningkat pada periode Maret-April.
Pada April 2009 tercatat ada 300 kasus flu burung. Dalam periode yang sama pada 2010, jumlahnya naik menjadi 350 kasus. Tahun-tahun berikutnya, meski menunjukkan tren menurun, selalu ada kenaikan jumlah kasus pada periode Maret-April.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian juga, menunjukkan tahun ini sudah ada 148 kasus flu burung di Indonesia. Padahal sepanjang 2015 tercatat hanya 123 kasus.
Virus avian yang memicu penyakit flu burung pada unggas biasanya berada dalam posisi dorman ketika cuaca pada musim panas relatif stabil.
Virus akan bereaksi dan berkembang biak dengan masif ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem. Biasanya fenomena El Nino akan mempengaruhi penyebab penyebaran virus tersebut dimana dari kondisi panas terik tiba-tiba ada hujan lebat dan suhu turun.
"Saat ini Indonesia dan Kalbar memang sedang mengalami El Nino, namun berdasarkan laporan BMKG, efeknya tidak terlalu parah. Kita jelas mengharapkan flu burung itu tidak sampai masuk Kalbar," katanya.
Untuk itu, dirinya juga mengimbau kepada para peternak unggas yang ada di Kalbar agar selalu memantau perkembangan kesehatan hewannya, agar ketika ada kasus, hal itu bisa cepat dicegah penyebarannya.
(KR-RDO/R021)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016