Harare (Antara Kalbar) - Lebih dari 4.500 anak di Zimbabwe putus-sekolah untuk berumah tangga tahun ini, meskipun satu pengadilan memutuskan tak boleh ada orang yang menikah sebelum ia berusia 18 tahun.

Menteri Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah Lazarus Dokora mengatakan kepada harian pemerintah Herald pada Selasa (22/11) 3.650 anak perempuan dan 251 anak lelaki telah putus-sekolah menengah antara Januari dan November tahun ini.

Sebanyak 305 lagi anak perempuan dan 13 anak lelaki telah keluar dari sekolah dasar untuk memulai kehidupan rumah tangga mereka, ia menambahkan, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Sebagian anak yang memilih meninggalkan sekolah untuk menikah nantinya mesti memulai sekolah pada usia lebih tua.

Di Zimbabwe, anak-anak biasanya mendaftar untuk sekolah dasar pada usia lima atau enam tahun, tapi banyak anak di desa serta masyarakat pertanian mulai bersekolah terlambat.

Survei Pemantau Banyak Indikator Zimbabwe menyatakan 21 persen anak, kebanyakan anak perempuan, menikah sebelum mereka berusia 18 tahun, sebagian besar akibat kemiskinan dan kebudayaan.

Dokora mengatakan pemerintah perlu memperkuat kegiatan kesadaran terhadap perkawinan anak kecil dan mencegah, terutama, anak perempuan melaksanakan pernikahan dini.

"Kami melancarkan kegiatan sepenuh hati dalam sistem sekolah kami untuk mencegah anak-anak, orang tua mereka dan wali mereka mendorong pernikahan dini," katanya.

Kemarau, yang disebabkan oleh El Nino, pada 2015 dan 2016 telah membuat situasi bertambah parah di beberapa daerah pedesaan, tempat jika orang tua kehabisan ternak untuk dijual untuk sumber nafkah, mereka membuat anak-anak mereka memasuki pernikahan dini.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016