Pontianak (Antara Kalbar) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI Kalimantan Barat, Jumat, mendesak pihak Myanmar menghentikan kekerasan secara masif terhadap etnis Rohingya.

"Kami minta pihak bersenjata Myanmar menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya yang telah menimbulkan korban yang sangat besar terhadap perempuan dan anak-anak," kata Direktur Korps Reaksi Cepat KAMMI Kalbar, Bayu Indra Pratama saat melakukan unjuk rasa di Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak.

Rilis yang dikeluarkan oleh Human Rights Watch 21 November 2016 menyatakan, kondisi Myanmar yang mencekam. Terjadi pembakaran terhadap rumah-rumah di kampung Rohingya, sehingga perempuan serta anak-anak sangat rentan menjadi korban kekerasan, kata Bayu.

"Atas kejadian itu, kami menyatakan keprihatinan atas bencana kemanusian yang melanda etnis Rohingya. Mereka dianiaya, dimusnahkan dan mendapat perlakuan diskriminasi di tanah airnya sendiri," ungkapnya.

Dalam aksinya KAMMI Kalbar, mendesak agar semua pihak yang berkonflik agar menghentikan kekerasan tersebut, agar tidak ada lagi korban jiwa dari rakyat sipil yang lebih besar lagi.

Meminta kepada pemerintah Indonesia agar segera melakukan langkah diplomatis dengan mendesak negara anggota ASEAN serta pemerintah Myanmar agar membuka blokade kawasan etnis Rohingya kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dari Indonesia dan negara lainnya dalam rangka mengirim bantuan.

Serta, dapat melakukan upaya diplomatis dan dialogis dengan berbagai pihak yang berkepentingan agar dapat menemukan solusi konstruktif yang berbasis kemanusiaan, kata Bayu.

Dalam melakukan aksi damainya KAMMI Kalbar, juga melakukan penggalangan donasi se-Indonesia dalam waktu sepekan ke depannya. Kemudian hasilnya akan disampaikan bersama aliansi lembaga kemanusiaan Indonesia untuk Rohingya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016