Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie menyarankan pemerintah kabupaten/kota setempat untuk melebarkan parit yang ada setiap wilayah, untuk mencegah terjadinya banjir.

"Menurut saya, sudah seharusnya pemerintah daerah di Kalbar mengadopsi konsep pembuatan parit di Belanda. Di mana memperlebar parit agar daya tangkap air bisa lebih besar," kata M Zeet di Pontianak, Kamis.

Sebab, kata dia, dengan parit yang kecil namun dalam maka tidak akan berpengaruh apa-apa. Jika hujan deras terjadi maka beberapa titik tetap tergenang air.

"Logikanya, agar parit memiliki daya tampung yang lebih besar tentu parit harus diperlebar. Kalau parit kecil walaupun dalam tidak akan bisa menampung karena levelnya sama dengan permukaan air," tuturnya.

Menurutnya, masalah lingkungan bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Tak terkecuali untuk Kalimantan Barat.

Dia mencontohkan, Kota Pontianak. Jika hujan selama kurang lebih setengah jam beberapa titik di daerah perkotaan sudah tergenang air.

"Tak usah jauh-jauh lah. Hujan setengah jam saja, halaman di dekat pendopo itu banjir, makanya, saya berpikir bagaimana membuat parit di kota," katanya.

Selain itu juga, menurutnya dikarenakan ketinggian antara permukaan air dan sungai. Dia mengartikannya Pontianak sebagai titik nol.

"Mau sedalam 50 kilometer pun air tetap keluar, sehingga, paritnya yang mesti lebar, agar daya tampung air bisa lebih besar," kata M Zeet.

M Zeet menambahkan, beberapa hari terakhir cuaca ekstrim melanda Kota Pontianak dan sekitarnya. Hujan lebat disertai angin kencang, sepanjang hari terus mengguyur Kota berjulukan Seribu itu.

"Tingginya curah hujan menyebabkan sejumlah kawasan di Kota Pontianak mengalami banjir. Baik di jalan maupun pemukiman warga dan jika ini tidak antisipasi, tentu akan mengakibatkan pemukiman warga menjadi tergenang dan demkian dengan daerah lainnya," tuturnya.


Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016