Putussibau (Antara Kalbar) - Ketua Yayasan Bhakti Suci Putussibau, Kapuas Hulu, Budi Cin mengatakan perayaan tahun baru Imlek merupakan salah satu momentum untuk meningkatkan silaturahmi dan toleransi antarsuku yang ada di Indonesia.

"Kita berharap melalui Imlek tahun ini Negara Indonesia damai serta kondusif tidak terpengaruh oleh situasi yang dapat memecah belah bangsa Indonesia," kata Budi Cin ketika ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Jumat.

Ia menjelaskan Imlek di Negara Cina merupakan perayaan menyambut musim semi. Perayaan Imlek pada umumnya juga di Indonesia dengan membunyikan lonceng, menyalakan petasan kembang api, dan menonton tarian singa tradisional atau barongsai.

"Untuk Imlek tidak ada perayaan khusus, hanya bagi warga Tionghoa yang masih memeluk agama Konghucu umumnya ada sembahyang di tepekong," jelas Budi Cin.

Dikatakan Budi Cin biasanya puncak perayaannya akan dilaksanakan pada Cap Go Meh dengan memainkan Barongsai dan Naga.

Pria dikenal ramah ini menjelaskan untuk tradisi yang ada di Putussibau pada umumnya warga Tionghoa mengadakan kumpul keluarga besar untuk makan malam atau dikenal "sit thai chon" atau makan besar.

"Yang masih memeluk agama Konghucu membersihkan tempat ibadah baik itu kelenteng ataupun tepekong yang ada pada malam hari," tuturnya.

Hari pertama diisi dengan acara berkunjung kepada keluarga yang lebih tua untuk mempererat silaturahmi.

Dirinya mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya etnis Tionghoa yang ada di Kapuas Hulu untuk tetap menjaga keharmonisan rasa kekeluargaan di tengah - tengah masyarakat yang beragam etnis dan golongan.

" Yang paling terpenting menjalin silaturahmi, toleransi dan tetap menjaga keharmonisan sehingga tercipta keamanan dan ketertiban," kata Budi Cin. 

(KR-TFT/N005)

Pewarta: Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017