Pontianak (Antara Kalbar) - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, mengerahkan sebanyak 1.734 personel polisi pada pemilihan kepala daerah di Kota Singkawang dan Kabupaten Landak.

"Ada sebanyak 1.412 TPS (tempat pemungutan suara) yang akan dilakukan penjagaan dalam pengamanan Pilkada di Kota Singkawang dan Landak," kata Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Musyafak di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai kesiapan pelatihan, diantaranya, pola pengamanan simulasi aksi teror teroris oleh Brimob di Mapolresta Pontianak, Sispam Kota Singkawang, simulasi pengamanan TPS dan latihan simulasi Tactical Floor Game (TFG).

"Selain itu, juga akan dilakukan simulasi pengamanan dengan tidak menggunakan senjata api, apabila terjadi unjuk rasa dan lainnya," kata Musyafak.

Kapolda Kalbar mengatakan, pengamanan dilakukan untuk menciptakan suasana aman dalam pelaksanaan pemungutan suara yang akan dilaksanakan 15 Februari 2017.

"Personel sudah mulai bergeser ke wilayah tugasnya, sejak H-2 Pilkada serentak 2017, kemudian mulai bergeser ke wilayah tugasnya H-1, dengan harapan anggota diharapkan sudah berada di TPS, guna memantau kesiapan TPS sekaligus mengenali lingkungan sekitar.

"Nantinya masing-masing personel harus ikut memantau saat penghitungan suara di TPS. Anggota harus ikut mencatat, jika perlu meminta foto copy formulir C1. Hal itu dimaksudkan jika ada sesuatu terkait jumlah penghitungan suara, data yang dimiliki anggota bisa dijadikan bahan pembanding," katanya.

Sementara itu, Kaur Litprodok Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris (Pol) Cucu Safiyudin mengatakan, untuk Pilkada Singkawang terdata 405 TPS, dengan pelibatan personel pengamanan sebanyak 303 personel dari Polres Singkawang, kemudian dibantu 100 personel dari Polda Kalbar, dan TNI 100 personel, dan personel cadangan lainnya dari Polres sekitar Singkawang.

Sedangkan untuk Pilkada Landak terdata 1.006 TPS, dengan pelibatan personel polisi sebanyak 303 dari Polres Landak, bantuan Polda Kalbar 51 personel, TNI 50 personel, dan cadangan dari Polres sekitarnya.

"Pola pengamanan tetap sesuai prosedur, tetapi kalau sudah anarkis sehingga membahayakan masyarakat serta petugas, maka yang menangani adalah kompi anarkis Brimob yang dibekali dengan peluru hampa, karet, dan tajam. Senjata ini sebatas melumpuhkan, di bawah pinggul, tahapan itu dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," katanya.

(U.A057/Y008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017