Pontianak (Antara Kalbar) - Penyebaran wabah demam berdarah dengue di Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada Maret 2017 telah merenggut jiwa tiga anak warga setempat.

"Sudah tiga anak yang meninggal di bulan Maret ini, akibat demam berdarah," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana kota Singkawang, Mursalin, Kamis.

Menurut dia, mereka yang terkena DBD rata-rata anak di usia sekolah dasar (SD). Bahkan, ada satu penderita yang masih balita, berusia 3,5 tahun yang berdomisili di Kelurahan Sungai Bulan, Kecamatan Singkawang Utara.

Atas kondisi itu, dirinya meminta kepada Wali Kota Singkawang untuk segera menetapkan kasus DBD menjadi kejadian luar biasa (KLB).

"Kami sudah mengirim Penyelidik Epidimologis (PE) dan menyusun telahaan terkait kasus ini untuk diusulkan ke Kepala Dinas untuk diteruskan ke Wali Kota Singkawang untuk penetapan status KLB," katanya.

Untuk daerah atau wilayah yang telah ada kasus DBD-nya maka akan mendapat tindakan secara prosedur.

"Tindakan yang dimaksud, PE datang ke lokasi yang ada kasus DBD-nya. Petugas PE mendatangi rumah penderita, kemudian menyelidiki seluruh wilayah dalam radius 100 meter dari rumah penderita. PE mencari apakah ada penderita lainnya, kedua apakah ada warga terkena penyakit yang gejalanya mirip dengan DBD, lalu melihat apakah dalam radius 100 meter itu ada jentik-jentik nyamuk," tuturnya.

Jika dalam penyelidikan PE menemukan tiga hal rersebut, barulah pihaknya akan melakukan fogging serta intervensi abatisasi di radius 200 meter dari rumah penderita.

"Di musim pancaroba sekarang ini, kita juga telah menggalakkan abatisasi ke seluruh rumah dan sekolah khususnya kepada wilayah yang memang rawan dengan penyebaran penyakit Demam Berdarah," katanya.
(U.KR-RDO/M019)

Pewarta: Rudi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017