Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, sekitar 25 persen sanitasi di kota itu masih buruk.

"25 persen sanitasi di Kota Pontianak masih buruh, dan rata-rata berada di daerah pinggiran sungai," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan pembenahan dari masalah tersebut, guna menciptakan kawasan yang bersih dan terhindar dari ancaman penyakit yang membahayakan kesehatan.

"Nanti akan dibuatkan `septic tank` komunal, sehingga limbahnya tidak langsung mengalir ke sungai," ungkapnya.

Ia mencontohkan, kondisi saluran air atau parit di kawasan Jalan Gajah Mada saat ini sudah sangat tercemar, hingga jentik-jentik pun tidak bisa hidup di dalamnya.

"Saya masih ingat, dulu kalau mau memberi makan ikan cupang, tinggal mencari jentik-jentik di sana (kawasan Jalan Gajah Mada), namun sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.

Edi menambahkan, pencemaran air di saluran sudah sangat parah akibat dari limbah. Kalau warna air masih berwarna kekuningan itu masih bisa ditoleransi, namun yang terjadi saat ini airnya sudah berwarna hitam.

"Harusnya minimal airnya kuning lah, ini sudah hitam, ikan saja sudah tidak bisa hidup, sampai jentik-jentik pun juga tidak hidup, sehingga sudah luar biasa kotornya," ungkapnya.

Masyarakat harus berperan aktif dalam menciptakan kawasan dengan lingkungan yang sehat. Pihaknya sebagai pemerintah terus berupaya menyadarkan masyarakat untuk selalu peduli dengan lingkungan sekitarnya, katanya.

"Kami akan menindak tegas siapa saja yang membuang limbah langsung ke parit dan sungai," kata Edi.

Wakil Wali Kota Pontianak mengimbau kepada masyarakat yang berada di sepanjang Jalan Gajah Mada Pontianak agar tidak membuang sampah, dan limbah industri ke parit, karena mengotori kawasan sekitar dan sangat berbahaya kesehatan masyarakat itu sendiri.


(U.A057/N005) 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017