Sukadana (Antara Kalbar) - Limbah perkebunan kelapa sawit di Desa Lubuk Batu, Kecamatan Simpang Hilir, Kayong Utara mulai dikeluhkan masyarakat. Hal itu diungkapkan anggota DPRD Kabupaten Kayong Utara Dapil IV Amru Chamwari setelah kegiatan reses masa sidang pertama.
   
Menurut dia, keluhan masyarakat tersebut mulai mengemuka setelah sekian lama seolah terabaikan. Dari hasil reses dijumpai adanya pembiaran dari perusahaan kelapa sawit yang menimbun limbah kelapa sawit berupa tandan kosong (Tankos) di sembarang tempat dan tidak diolah.

"Akibat tangkos tersebut, memicu munculnya bloming lalat dalam jumlah besar yang menghawatirkan, selain lalat aroma tangkos juga mulai menimbulkan aroma yang tidak sedap," kata Amru Chamwari.

Selain tangkos, limbah yang juga sudah meresahkan adalah limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit menjadi cruide palm oil (CPO) yang diolah dengan tidak profesional.

Limbah CPO dikeluhkan warga sering tumpah atau diduga sengaja dibiarkan mengalir ke sungai Lubuk Batu sehingga mencemari sungai. "Limbah cair sering tumpah dan ini mencemari lingkungan," kata Amru.
  
Hasil reses tersebut, legislator dari Partai Gerindra ini akan menyampaikan dalam paripurna reses agar direkomendasikan ke eksekutif  untuk ditindaklanjuti.
   
"Jika tidak ada respon maka akan kami panggil OPD yang bersangkutan untuk evaluasi dan koordinasi," kata Amru Chamwari.


Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017