Pontianak (Antara Kalbar) - Sistem Khatulistiwa yang memasok listrik untuk Kota Pontianak-Kubu Raya-Mempawah-Singkawang-Sambas-Bengkayang sudah sangat kondusif pascadiresmikannya PLTG MPP 4 x 25 MW oleh Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu.
Menurut General Manager PLN Wilayah Kalbar, Bima Putrajaya, dengan masuknya 4 unit mesin pembangkit berkapasitas 25 MW perunit tersebut maka daya mampu pembangkit PLN di Sistem Khatulistiwa menjadi sebesar 426 MW sementara beban puncak tertinggi saat ini masih dibawah 300 MW.
"Saat ini kita punya spare daya sekitar 30 persen dari seluruh kebutuhan listrik masyarakat. Bahkan tahun 2017 ini, di Sistem Khatulistiwa akan mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 2 x 50 MW dengan akan beroperasinya PLTU Kalbar 1 dan 3, dengan demikian total daya mampu kita menjadi 526 MW," ujarnya.
Kondisi kelistrikan seperti ini tentu saja akan semakin kondusif menopang potensi industri yang tumbuh di Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas dan Bengkayang.
Dikatakannya pula, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat khususnya di sektor industri, PLN Kalbar terus berupaya meningkatkan daya mampu mesin pembangkit, baik di sistem Khatulistiwa maupun daerah-daerah isolated. Seperti Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara telah beroperasi PLTU berkapasitas 2 x 10 MW.
"Hingga tahun 2017 ini nantinya kita akan memiliki kelebihan daya sekitar 226 MW, dan ini sangat lebih dari cukup untuk mengakomodir kebutuhan listrik di segala sektor dunia usaha. Bahkan tahun ini kami justru akan jualan listrik besar-besaran melalui program Agressive Marketing, dimana seluruh permohonan listrik oleh pelanggan jenis apapun dengan daya sebesar apapun akan kami layani," ungkap Bima.
Dijelaskannya pula, beberapa Gardu Induk (GI) akan dibangun pula. Menurutnya, dalam 1 unit GI dapat menopang kebutuhan listrik sebesar 30 MW, dan itu tentu saja lebih dari cukup untuk sebuah kawasan industri dimanapun lokasinya berada.
Menyinggung masalah seringnya terjadi gangguan listrik yang mengakibatkan padam akhir-akhir ini, Bima mengungkapkan bahwa berdasarkan data gangguan dari PLN AP2B Kalbar yang mengatur penyaluran listrik ke pelanggan, di bulan Februari dan Maret 2017 terdapat gangguan pada jaring transmisi sebanyak 72 kali.
Lokasi gangguan terbanyak terjadi pada jaring transmisi antara Sei Raya-Siantan, dan antara Siantan - Kota Baru. Menurutnya, gangguan yang terjadi di transmisi yang ditopang oleh tower setinggi 35 meter tersebut lebih dari 80 persen disebabkan oleng kawat layang-layang.
"Jaring transmisi setinggi tiga puluh lima meter nyaris aman dari gangguan apapun kecuali kawat layang-layang," ujarnya.
Untuk itu ia berharap masyarakat peduli akan keberadaan listrik serta turut berpartisipasi menjaga jaringan dan instalasi listrik dengan cara tidak bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali kawat.
Banyak kerugian materiil yang telah dirasakan bersama akibat permainan yang satu ini. "Disisi kami pastinya telah banyak pula biaya yang harus kami keluarkan untuk memperbaiki kerusakan instalasi listrik baik disisi jaringan transmisi maupun jaringan tegangan menengah," tambah Bima.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa upaya peningkatan mutu layanan yang dilakukan oleh PLN baik di sisi pembangkit, transmisi dan distribusi hingga pelayanan pelanggan tentunya tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat.
"Kami juga khawatir jika kelak mesin PLTU beroperasi, sementara kegemaran masyarakat bermain layang-layang bertali kawat tetap banyak pastinya akan berdampak buruk terhadap pelayanan listrik kepada masyarakat," kata dia.
Jika saat ini mesin PLTD terganggu, proses recovery nya sekitar satu sampai dengan dua jam, sementara jika mesin PLTU terganggu maka pemulihannya bisa mencapai sekitar enam hingga delapan jam.
" Hal ini tentunya akan sangat mengganggu kita semua. Intinya adalah, sehebat dan sekeras apapun upaya PLN dalam memperbaiki mutu layanan tetap saja tidak akan bearti apa-apa tanpa partisipasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat," kata Bima.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Menurut General Manager PLN Wilayah Kalbar, Bima Putrajaya, dengan masuknya 4 unit mesin pembangkit berkapasitas 25 MW perunit tersebut maka daya mampu pembangkit PLN di Sistem Khatulistiwa menjadi sebesar 426 MW sementara beban puncak tertinggi saat ini masih dibawah 300 MW.
"Saat ini kita punya spare daya sekitar 30 persen dari seluruh kebutuhan listrik masyarakat. Bahkan tahun 2017 ini, di Sistem Khatulistiwa akan mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 2 x 50 MW dengan akan beroperasinya PLTU Kalbar 1 dan 3, dengan demikian total daya mampu kita menjadi 526 MW," ujarnya.
Kondisi kelistrikan seperti ini tentu saja akan semakin kondusif menopang potensi industri yang tumbuh di Kota Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas dan Bengkayang.
Dikatakannya pula, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat khususnya di sektor industri, PLN Kalbar terus berupaya meningkatkan daya mampu mesin pembangkit, baik di sistem Khatulistiwa maupun daerah-daerah isolated. Seperti Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara telah beroperasi PLTU berkapasitas 2 x 10 MW.
"Hingga tahun 2017 ini nantinya kita akan memiliki kelebihan daya sekitar 226 MW, dan ini sangat lebih dari cukup untuk mengakomodir kebutuhan listrik di segala sektor dunia usaha. Bahkan tahun ini kami justru akan jualan listrik besar-besaran melalui program Agressive Marketing, dimana seluruh permohonan listrik oleh pelanggan jenis apapun dengan daya sebesar apapun akan kami layani," ungkap Bima.
Dijelaskannya pula, beberapa Gardu Induk (GI) akan dibangun pula. Menurutnya, dalam 1 unit GI dapat menopang kebutuhan listrik sebesar 30 MW, dan itu tentu saja lebih dari cukup untuk sebuah kawasan industri dimanapun lokasinya berada.
Menyinggung masalah seringnya terjadi gangguan listrik yang mengakibatkan padam akhir-akhir ini, Bima mengungkapkan bahwa berdasarkan data gangguan dari PLN AP2B Kalbar yang mengatur penyaluran listrik ke pelanggan, di bulan Februari dan Maret 2017 terdapat gangguan pada jaring transmisi sebanyak 72 kali.
Lokasi gangguan terbanyak terjadi pada jaring transmisi antara Sei Raya-Siantan, dan antara Siantan - Kota Baru. Menurutnya, gangguan yang terjadi di transmisi yang ditopang oleh tower setinggi 35 meter tersebut lebih dari 80 persen disebabkan oleng kawat layang-layang.
"Jaring transmisi setinggi tiga puluh lima meter nyaris aman dari gangguan apapun kecuali kawat layang-layang," ujarnya.
Untuk itu ia berharap masyarakat peduli akan keberadaan listrik serta turut berpartisipasi menjaga jaringan dan instalasi listrik dengan cara tidak bermain layang-layang terutama dengan menggunakan tali kawat.
Banyak kerugian materiil yang telah dirasakan bersama akibat permainan yang satu ini. "Disisi kami pastinya telah banyak pula biaya yang harus kami keluarkan untuk memperbaiki kerusakan instalasi listrik baik disisi jaringan transmisi maupun jaringan tegangan menengah," tambah Bima.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa upaya peningkatan mutu layanan yang dilakukan oleh PLN baik di sisi pembangkit, transmisi dan distribusi hingga pelayanan pelanggan tentunya tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat.
"Kami juga khawatir jika kelak mesin PLTU beroperasi, sementara kegemaran masyarakat bermain layang-layang bertali kawat tetap banyak pastinya akan berdampak buruk terhadap pelayanan listrik kepada masyarakat," kata dia.
Jika saat ini mesin PLTD terganggu, proses recovery nya sekitar satu sampai dengan dua jam, sementara jika mesin PLTU terganggu maka pemulihannya bisa mencapai sekitar enam hingga delapan jam.
" Hal ini tentunya akan sangat mengganggu kita semua. Intinya adalah, sehebat dan sekeras apapun upaya PLN dalam memperbaiki mutu layanan tetap saja tidak akan bearti apa-apa tanpa partisipasi dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat," kata Bima.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017