Semula sebagai Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) tentunya sudah tidak kaget bila ada salah satu organisasi atau perorangan yang menamakan komunitas olahraga panahan ingin melaksanakan kegiatan kejuaraan.
Begitu juga halnya dengan Ketua Pengcab Panahan Kota Bogor, yang telah meminta rekomendasi kepada Pengprov Panahan Jabar, untuk melaksanakan Kejuaraan Terbuka Panahan Kota Bogor tanggal 20-22 Januari 2017.
Karena sudah memenuhi persyaratan maka rekomendasipun dikeluarkan oleh Pengprov Panahan Jabar dan ditembuskan kepada PP Perpani.
Perhitungan para komunitas panahan pasti kejuaraan ini tidak akan banyak yang ikut karena dilakukan di awal tahun dan di akhir bulan pula (20-22 Januari 2017). Untuk itu respon dari para komunitas panahan biasa-biasa saja dan tidak banyak yang mendaftar.
Namun siapa yang menyangka bahwa pemimpin bangsa akan ikut ambil bagian dalam kejuaraan tersebut? Maka sehari kemudian peserta yang mendaftar pun menjadi sangat ramai, bahkan panitia kewalahan melayani serbuan para peserta yang mendaftar, sehingga terakhir panitia memutuskan untuk membatasi sampai 600 an peserta saja.
Karena, selain untuk menjaga keamanan sang Presiden juga karena tempatnya sempit, yakni di lapangan Pusat Pendidikan Zeni Angkatan Darat Jalan Sudirman, Kota Bogor, Jawa Barat.
Pertanyaannya kenapa Presiden Joko Widodo ingin ikut serta dalam kejuaraan panahan tersebut ? Tentu, jawabannya hanya beliau yang tahu.
Namun jika kita kaji lebih dalam tentang hiruk pikuk negara dan situasi politik yang cenderung kurang kondusif, maka langkah seorang pemimpin bangsa untuk memilih olahraga sebagai sarana untuk merangkul rakyatnya adalah langkah yang sangat jitu.
Penulis percaya bahwa Presiden -- selain karena alasan tersendiri -- juga tampak keinginannya untuk memajukan prestasi olahraga di Indonesia, khususnya panahan yang pada tahun 1988 mendapatkan medali perak pertama bagi negara tercinta ini dalam Olimpiade, namun sampai saat kini belum lagi pernah berprestasi di tingkat Olimpiade.
Pertanyaan yang selalu menggelitik ada apa sebenarnya ? Bibit potensialnyakah yang tidak ada ? Atau pembinaannya yang kurang ?
Animo banyak
Jika kita melihat data dan animo masyarakat dalam cabang olahraga panahan, sesungguhnya cukup banyak.
Rujukannya, data peserta dalam kejuaraan panahan "Indoor" di Semarang, Desember 2016 sebanyak 432 orang, kejuaraan panahan di Jakarta, Desember 2016 sebanyak 400 orang, dan kejuaraan panahan Bogor Open diikuti lebih dari 600 orang.
Dapat dipastikan jika dilihat dari segi ketersediaan bibit olahragawan, potensi yang andal sangat menggembirakan.
Contohnya, hasil dalam PON 2016 yang lalu umpamanya, diikuti 180 peserta. Selain pesertanya banyak, hasil perolehan skornya juga sudah sangat meningkat, di mana rata-rata capaian skor tiap nomor yang dipertandingkan 330 untuk perorangan dan 989 untuk beregu, dari 36 anak panah yang ditembakkan. Ini artinya, skor rata-rata atlet mencapai 9,16.
Namun potensi ini belum terkelola dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh bahwa dari sebanyak 24 atlet yang diusulkan untuk dibina dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) hanya delapan orang yang dimasukkan dalam Surat Keputusan Ketua Satlak Prima, ditambah tiga orang tanpa adanya seleksi, sehingga asas kebermanfaatannya dalam menunjang pencapaian prestasi puncak cabang olahraga panahan akan menjadi sangat sulit.
Apakah dari sisi pembinaan yang kurang ? Hal ini juga merupakan salah satu penyebab yang dominan kenapa begitu sulit mewujudkan prestasi panahan yang mendunia.
Di samping kebijakan pemerintah yang sering tidak dijabarkan dan dilaksanakan secara baik dan benar oleh organisasi yang melaksanakan pembinaan olahraga prestasi secara nasional.
Sebagai contoh bahwa pelaksanaan jangka panjang mestinya tidak dijabarkan sebagai pemusatan latihan yang ditujukan untuk menghadapi event.
Selain itu juga masalah ketersediaan anggaran yang jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, terlebih-lebih Thailand kita masih sangat jauh.
Kehadiran Presiden
Kehadiran sosok Presiden Joko Widodo dalam kejuaraan panahan tersebut di Kota Bogor, harus kita maknai dengan sungguh-sungguh bahwa kita seluruh pengurus olahraga di Indonesia harus segera duduk bersama membenahi seluruh proses pembinaan. Pembinaan itu, mulai dari pemassalan, pembibitan sampai pada peningkatan prestasi secara baik dan benar, dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna.
Marilah kita laksanakan pembinaan prestasi olahraga dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam olahraga itu sendiri, seperti sikap jujur dan sportif, disiplin dan tanggung jawab, rasa kebersamaan, gotong royong, semangat, tidak mudah menyerah, toleran, peduli dan rasa patriotisme yang kuat untuk menjunjung tinggi kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Kuatnya pesan moral dari keikusertaan Presiden dalam kegiatan kejuaraan dimaksud, sangat jelas. Di samping untuk membakar rasa nasionalisme, juga mengajak untuk segera membenahi sektor-sektor pembinaan prestasi olahraga di Indonesia dengan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada lagi yang menghambat pencapaian prestasi puncak olahraga Indonesia yang akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Selain itu, situasi dan kondisi bangsa ini cenderung kurang kondusif dengan berbagai kejadian yang masing masing warga bebas menyampaikan pendapat, saran dan bahkan omelan, tak terkecuali itu pada aparat keamanan, yang benar dan salah tidak tampak di mana bedanya, dan hanya hati nurani yang dapat mengukurnya. Untuk itu sangat kita menghargai langkah cerdas dan bijak seorang pemimpin bangsa, di mana beliau memilih event olahraga dan kegiatan olahraga yang memang mempunyai efek ganda yang sangat fundamental dan strategis.
Satu sisi dengan berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, maka seluruh potensi keolahragaan akan termotivasi untuk ikut serta. Bagi atlet tentunya ingin menjadi yang terbaik agar berguna bagi bangsa dan negara.
Sedangkan sisi lainnya adalah bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam olahraga seperti sikap jujur dan sportif, disiplin dan tanggung jawab, rasa kebersamaan dan gotong royong, semangat tidak mudah menyerah, toleran, peduli dan rasa patriotisme yang kuat untuk menjunjung tinggi kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan tanpa dikomando akan terwujud dengan sendirinya.
Untuk itu pula tanpa terasa belaian ajakan dan dorongan dari sang pemimpin bangsa langsung mengena kepada masyarakat, dengan gaya penuh kelembutan semuanya dapat dirangkul tanpa membedakan golongan, ras ataupun lainnya.
Kehadiran sosok pemimpin dalam momen seperti ini sesungguhnya mengajak kita semua untuk selalu menjaga keutuhan bangsa dan negara melalui tindakan yang nyata, bukan hanya sekedar slogan dan teriakan yang memekakkan telinga dan bahkan saling memfitnah.
Untuk itu pula dalam kesempatan ini atas nama Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia dan sebagai pribadi warga negara Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian Presiden Joko Widodo terhadap olahraga Indonesia, khususnya panahan.
Semoga dengan kehadiran dan perhatian Presiden, olahraga Indonesia dapat meningkat prestasinya di tingkat dunia.
* Sekretaris Jenderal PP PERPANI
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017