Mempawah (Antara Kalbar) - Semburan lumpur dengan ketinggian 50 hingga 80 centimeter yang terjadi di Kantor BMKG Staklim Siantan Mempawah sejak Rabu (31/5) sore sempat mengejutkan dan membuat panik sejumlah pegawai yang bertugas.Â
"Semburannya membentuk lubang dengan diameter sekira lima meter itu terjadi pada pukul 15.00 wib, saat pekerja melakukan pengeboran sumur di kedalaman lima meter dari permukaan tanah," kata Kepala BMKG Staklim Siantan, Mempawah Wandayantolis, Rabu (31/5).
Wandayantolis menerangkan sejak sore cuaca mendung. Saat itu pihaknya tengah membuat sumur bor dengan kedalaman 36 meter. Semburan lumpur yang keluar kemudian bercampur pasir putih yang dominan, dan diperkirakan mencapai 100 kubik. Namun, semburan hanya berlangsung sekitar satu jam.
"Sempat jadi perhatian warga. Apalagi lokasi semburan jaraknya sekitar 50 meter dari jalan raya, persis di sebelah kiri kantor. Tapi kita sudah inisiatif menghubungi aparat kepolisian, dan petugasnya sudah datang. Karena kita sempat cemas juga semburannya tidak berhenti," ujarnya.
Wandayantolis menduga lokasi tersebut dahulunya adalah wilayah pantai (pesisir laut) yang mengalami sedimentasi dari sungai-sungai, jadinya daratan bercampur rawa.Â
"Karena ada sedimentasi maka ada gas yang terjebak dibawahnya. Lama kelamaan tekanan gas semakin tinggi karena efek sedimentasi itu. Jadinya ketika ada lubang atau celah, gas tersebut keluar bersama lumpur. Itu analisis saja," ungkapnya.
Berselang waktu kemudian, aparat kepolisian dari Polsek Siantan, Polres Mempawah mendatangi lokasi semburan lumpur. Petugas telah mengamankan TKP dan diantaranya telah meminta keterangan dari pihak BMKG Staklim Siantan, Mempawah, berikut saksi.
"Rencana tindaklanjutnya nanti petugas yang akan meminta keterangan terhadap pekerja pembuat sumor bor itu," terang Paur Humas Polres Mempawah Ipda Imam Widhiatmoko.
Fenomena alam berupa semburan lumpur bercampur material pasir putih sebenarnya bukan baru kali pertama terjadi di wilayah Kabupaten Mempawah. Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, sebelumnya di Wajok Hilir, dan Mempawah Timur, fenomena alam berupa semburan gas bercampur lumpur yang keluar dari perut bumi itu kerap menghebohkan warga.
Namun, fenomena alam tersebut tidak berlangsung lama. Hingga saat ini, paskaterjadinya semburan tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Â
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Semburannya membentuk lubang dengan diameter sekira lima meter itu terjadi pada pukul 15.00 wib, saat pekerja melakukan pengeboran sumur di kedalaman lima meter dari permukaan tanah," kata Kepala BMKG Staklim Siantan, Mempawah Wandayantolis, Rabu (31/5).
Wandayantolis menerangkan sejak sore cuaca mendung. Saat itu pihaknya tengah membuat sumur bor dengan kedalaman 36 meter. Semburan lumpur yang keluar kemudian bercampur pasir putih yang dominan, dan diperkirakan mencapai 100 kubik. Namun, semburan hanya berlangsung sekitar satu jam.
"Sempat jadi perhatian warga. Apalagi lokasi semburan jaraknya sekitar 50 meter dari jalan raya, persis di sebelah kiri kantor. Tapi kita sudah inisiatif menghubungi aparat kepolisian, dan petugasnya sudah datang. Karena kita sempat cemas juga semburannya tidak berhenti," ujarnya.
Wandayantolis menduga lokasi tersebut dahulunya adalah wilayah pantai (pesisir laut) yang mengalami sedimentasi dari sungai-sungai, jadinya daratan bercampur rawa.Â
"Karena ada sedimentasi maka ada gas yang terjebak dibawahnya. Lama kelamaan tekanan gas semakin tinggi karena efek sedimentasi itu. Jadinya ketika ada lubang atau celah, gas tersebut keluar bersama lumpur. Itu analisis saja," ungkapnya.
Berselang waktu kemudian, aparat kepolisian dari Polsek Siantan, Polres Mempawah mendatangi lokasi semburan lumpur. Petugas telah mengamankan TKP dan diantaranya telah meminta keterangan dari pihak BMKG Staklim Siantan, Mempawah, berikut saksi.
"Rencana tindaklanjutnya nanti petugas yang akan meminta keterangan terhadap pekerja pembuat sumor bor itu," terang Paur Humas Polres Mempawah Ipda Imam Widhiatmoko.
Fenomena alam berupa semburan lumpur bercampur material pasir putih sebenarnya bukan baru kali pertama terjadi di wilayah Kabupaten Mempawah. Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, sebelumnya di Wajok Hilir, dan Mempawah Timur, fenomena alam berupa semburan gas bercampur lumpur yang keluar dari perut bumi itu kerap menghebohkan warga.
Namun, fenomena alam tersebut tidak berlangsung lama. Hingga saat ini, paskaterjadinya semburan tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Â
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017