Pontianak (Antara Kalbar) - Sejumlah petani jeruk siam yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar mengeluhkan anjloknya harga jeruk yang saat ini hanya di kisaran Rp5.000 per kilogram.

"Saat ini harga jeruk dengan ukuran paling besar saja atau ukuran AB hanya dihargai dengan Rp4.500-Rp5.000 per kilogramnya. Apalagi buah ukuran di bawah itu lebih murah lagi," ujar seorang petani jeruk di Tebas, Mulyadi saat dihubungi di Sambas, Senin.

Mulyadi menjelaskan dengan kondisi harga saat ini tentu tidak sesuai dengan harapan, apalagi penjualan jeruk oleh petani juga dibatasi oleh agen pengumpul jeruk dengan jumlah tertentu.

"Sekarang agen membatasi penjualan jeruk oleh petani. Setiap petani yang akan menjual jeruk hanya diberi kesempatan menjual jeruk maksimal dua keranjang atau setara 120 kilogram saja ," jelasnya.

Ia menyebutkan dengan ada pembatasan penjualan tentu juga membuat resah petani jeruk. Lantaran jumlah hasil jeruk petani mayoritas lebih dari dua keranjang.

"Dengan dibatasinya pembelian oleh agen petani akan kesulitan menjual buah jeruk yang masih tersisa. Jika terus berlanjut tentu buah jeruk semakin matang dan bisa menyebabkan buah jeruk rusak," paparnya.

Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Sambas, Bahidin mengatakan terjadinya penurunan harga beli jeruk oleh agen jeruk bukan baru kali ini terjadi.

"Memang yang ada saat ini memang perlu solusi dari Pemerintah Kabupaten Sambas atas masalah tersebut. Namun paling mungkin juga boleh dilakukan penjualan jeruk dengan menyasar wilayah yang belum menanam jeruk atau membuka pasar baru bagi petani, "sarannya.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017