Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menawarkan rencana aksi dalam wujud menyampaikan perlunya untuk mengembangkan model-model komunitas pengamal Pancasila.

"Seiring dengan itu juga dibutuhkan memperbanyak interaksi sosial berbasis pada lintas budaya," kata Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemuda pada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Drs Imam Gunawan, MAP di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (11/6) malam.

Pada sesi "Dialog dan Curah Gagasan" dengan tema "Pemuda Motor Persatuan Dan Kesatuan Bangsa" dalam kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Kebangsaan 2017 yang dilaksanakan Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON), ia mewakili Menpora Imam Nahrawi.

Sanlat Kebangsaan yang diselenggarakan oleh PPPON Kemepora bekerja sama dengan Biro Utama Penyangga Jakarta LKBN Antara, dan Yayasan At-Tawassuth itu juga didukung sejumlah mitra di antaranya, Indocement, Taman Safari Indonesia (TSI), Unitex, Alfamart, PCNU Kota Bogor dan APRIL.

Ia mengatakan bahwa rencana aksi semacam itu adalah upaya strategis bagi penyadaran kembali urgensi berbangsa.

Di depan 150 peserta Sanlat Kebangsaan 2017, yang terdiri atas generasi muda dari sejumlah wilayah di antaranya Jabodetabek, Banten, Solo, Pekalongan (Jateng) dan juga Lampung, ia memaparkan mengenai realita perubahan yang terjadi, salah satunya karena faktor perkembangan teknologi informasi (TI) dalam bentuk komunikasi, globalisasi, desentralisasi, dan demokratisasi
    
Kondisi itu menyebabkan perubahan dan membawa dampak, baik positif maupun negatif.

Karena itu -- katanya dalam diskusi yang dipandu Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda PPPON Dwi Agus Susilo -- maka generasi muda meniscayakan untuk membangun kepedulian, pada sejumlah nilai.

Di antaranya, Pancasila yang mempunyai nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemudian, bersyukur dengan nilai kasih sayang, berbagi, dan melayani.

Selanjutnya, menciptakan perdamaian, mengembangkan nilai-nilai dalam budaya atau kearifan lokal, dan juga membela negara.

Sedangkan alur siklus kepedulian diawali dengan mengenal, mencintai, teringat, berkorban, membela, dan membangun.
     
Perwujudan dari membangun kepedulian itu berupa  pembiasaan, keteladanan,lingkungan kondusif sehingga membentuk akhlak peduli
     
Sementara itu, upaya bela negara dapat dilakukan dengan menumbuhkan faktor penggelora cinta, yang merupakan kebutuhan asasi untuk membela negara.

Di samping itu, moralitas untuk menguatkan motivasi atau dorongan dalam melakukan upaya dalam rangka bela negara, sehingga mencapai tujuan menjadi pembela negara terbaik.

Pesantren Kilat Kebangsaan yang telah dibuka oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kemenpora, Faisal Abdullah itu berlangsung selama empat hari (11-14/6). 
    
(A035/Yuniardi)

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017