Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Barattelah memiliki Laboratotium Pengecekan Khusus Uang Palsu untuk menekan tingkat peredaran upal di provinsi itu.

"Untuk mengantisipasi upal, saat ini kita sudah memiliki laboratorium Upal yang bisa menganalisa bentuk-bentuk pemalsuan uang," kata Kepala Kpw BI Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Selasa.

Dengan adanya laboratorium tersebut, pihaknya saat ini sudah bisa mengetahui siapa yang menyetorkan uang palsu bahkan pembuat uang palsu tersebut.

Dengan adanya laboratorium tersebut, menjelang lebaran tahun ini, Bank Indonesia Kalbar sudah menemukan adanya peredaran upal sebanyak 1.500 lembar dan umumnya adalah pecahan besar.

"Upal itu lebih pada teknik cetak/printing dan saat ini kasusnya sudah dilimpahkan kepada pihak Kepolisian," tuturnya.

Dwi menjelaskan, untuk jenis peredaran uang palsu yang ada, terdiri atas beberapa teknik pemalsuan, diantaranya ada uang yang dimutilasi, kemudian ada juga yang disambung, lalu ada juga yang menggunakan teknik pencetakan.

"Namun untuk teknik printing ini, lebih gampang diketahui karena dari jenis kertasnya saja sudah berbeda," katanya.

Peredaran uang palsu tersebut umumnya dilakukan pada momen-momen tertentu, terutama pada kegiatan yang ramai seperti saat lebaran, pilkada atau agenda lainnya yang memudahkan pemalsu uang untuk melancarkan aksinya.

"Untuk itu, masyarakat harus bisa lebih hari-hati dan dapat mengetahui bagaimana membedakan uang asli dan palsu. Salah satunya dengan teknik 3D," kata Dwi.

Bank Indonesia Kalbar memiliki target lima tahun kedepan untuk melakukan pelatihan dengan edukasi terkait upal kepada masyarakat. Setiap daerah nanti memiliki agen 3D yang memberi edukasi kepada masyarakat agar lebih mengerti dengan uang palsu.

"Kita akan menyasar agen 3D ini pada pelajar, guru, pemerintahan dan kaum terpelajar, agar bisa memberikan edukasi kepada masyarakat.

Hal itu dilakukan karena jika mengandalkan BI saja, tentu mengalami kekurangan SDM untuk itu. Namun dengan adanya agen ini, BI tentu bisa lebih mudah dalam mengedukasi masyarakat.


(U.KR-RDO/S023)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017