Singkawang (Antara Kalbar) - Pengurus Koperasi Perikanan Bahari Singkawang, Deni Hadrian mengatakan, saat ini daya beli masyarakat Nelayan akan solar semakin menurun karena semakib banyak nelayan yang kurang aktif melaut.

"Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Kuala, Kecamatan Singkawang Barat, selalu siap melayani kebutuhan nelayan terhadap solar. Hanya saja untuk sekarang ini daya beli bahan bakar solar di SPBN sudah mulai berkurang, karena banyak nelayan yang kurang aktif lagi melaut mengingat hasil yang didapatkan tak menentu, bahkan tidak ada hasil sama sekali," kata Deni di Singkawang, Rabu.

Ditambah lagi kondisi cuaca sekarang ini yang dinilainya kurang baik. Tentu saja sangat berpengaruh terhadap pendapatan nelayan yang akan melaut.

Pihaknya telah menyiapkan sebanyak 10 tangki solar untuk kebutuhan nelayan. Yang mana satu tangkinya berisikan 8 ton solar. Satu liternya dijual seharga Rp5.150.

"Dalam sebulan paling keluarnya hanya 8 tangki solar saja. Jarang-jarang 10 tangki. Hal itu dikarenakan daya beli nelayan sudah mulai berkurang," ungkapnya.

Disamping cuaca, menurutnya pendangkalan sungai pun menjadi hambatan bagi nelayan untuk merapat.

Untuk itu, dia meminta kepada Pemkot Singkawang supaya dapat melakukan pengerukan sungai kembali. "Dulu memang pernah sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Sekarang sudah dangkal lagi. Sehingga menyulitkan kapal motor untuk merapat dari muara," tuturnya.

Deni menyebutkan, bahwa sekitar 6 bulan yang lalu ada tim dari Provinsi yang datang melakukan survey di SPBN tersebut.

"Informasinya mau membangun steiger dan pengerukan, tapi sampai sekarang belum ada. Mudah-mudahan cepat dilakukan pengerukan, karena dangkalnya sudah semakin tinggi," tuturnya.

Sementara itu, tak terlihat aktivitas nelayan di sekitar SPBN Kuala. Yang ada hanya salah satu agen nelayan yang sedang mengisi bahan bakar solar di SPBN tersebut.

"Kita hanya menyediakan bahan bakar untuk nelayan," kata Tony.

Pria yang memiliki sebanyak 10 kapal motor ini mengaku, dalam per harinya membutuhkan solar sebanyak 600 liter. "Kalau turun semuanya ada sekitar 800 liter ditambah 8 motor yang bekerjasama dengan agen," ujarnya.

Mengenai hasil tangkapan, akan dibagi hasil setelah dihitung pengeluaran solar yang di butuhkan.

"Kalaupun ada kerusakan motor, nelayan bisa meminjam ke agen untuk perbaikan. Mengenai potongan, akan diambil dari hasil tangkapan, itupun jika disetujui oleh nelayan. Kalau tidak disetujui, maka tidak akan kita potong," tuturnya.

Dia memaklumi, jika akhir-akhir ini pendapatan nelayan sudah semakin berkurang. Oleh karena itulah, dirinya tak mau memaksakan diri untuk memotong hasil jerih nelayan.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017