Pontianak (Antara Kalbar) - Warga Kota Sanggau dan sekitarnya kembali keluhkan listrik yang belakangan ini sering padam. Beberapa warga sempat ajukan keberatan ke PLN terkait listrik yang byar pet.
    Informasi yang berhasil dihimpun penyebab terganggunya pasokan listrik dikarenakan putusnya dua kabel induk bawah tanah yang mensuplai listrik dari PLTD Semboja dan PLTU Sungai Batu. Alat berat eskavator proyek perluasan jalan propinsi di ruas Semboja dan simpang Sungai Batu sebabkan terputusnya dua kabel utama tersebut. Tak ayal, pasokan listrik ke kota Sanggau dan sekitarnya pun terganggu.
    Menurut Dodi (36) warga Kampung Sompu, Sanggau, selama ini listrik di kota Sanggau relatif aman, nyaris jarang terjadi padam. Namun dalam beberapa hari ini listrik kembali byar pet.
    "Selama ini aliran listrik di Sanggau cukup baik, namun beberapa hari ini sering kali padam, kadang sampai 2 jam baru normal. Dari informasi yang saya dapatkan katanya ada kabel bawah tanah milik PLN yang putus karena terkait eskavator yang dipakai pada proyek perluasan jalan. Kejadian ini seharusnya tidak terjadi kalau saja pihak PU mau berkoordinasi dengan PLN. Kalau sudah kejadian seperti ini kita semua yang akan menanggung kerugian. Banyak aktifitas terhenti, termasuk usaha rumah makan yang sedang saya jalankan otomatis terhenti akibat pasokan listrik yang tidak maksimal," ungkap Dodi.
    Dodi juga mengeluhkan lemahnya koordinasi instansi terkait dalam mengantisipasi kejadian. Menurutnya, Dinas PU seharusnya lebih proaktif berkoordinasi dengan PLN sebelum proyek itu dilaksanakan.
    Listrik padam juga dikeluhkan oleh warga Tayan, Sekadau dan Balai Karangan. Jon Andre (33) , warga Simpang Ampar Tayan mengatakan bahwa padam listrik di Tayan kadang sampai seharian.
    "Kalau padamnya lama seperti ini apa yang bisa kita lakukan. Semua aktifitas terganggu. Bagi yang punya usaha pastinya kerugian yang ditanggung cukup besar. Harus ada solusi cepat untuk memperbaiki kabel listrik yang rusak. Kita seharusnya peduli dan bantu PLN untuk amankan pasokan listrik, bukan malah merusaknya," tegas Jon Andre.
    Sementara itu Manajer PLN Area Sanggau, M. Abdul Basyid, membenarkan adanya kabel induk bawah tanah milik PLN yang putus akibat alat berat proyek perluasan jalan. Namun Basyid enggan berkomentar saat diminta keterangan. Basyid menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang berusaha memperbaiki kabel bawah tanah yang rusak.
    "Secara umum kronologis kejadian sudah kami sampaikan kepada bapak Bupati Sanggau. Kami segera memperbaiki kerusakan yang terjadi untuk menghindari padam yang meluas serta mengurangi durasi padam. Kami mohon pengertian,  dukungan dan partisipasi masyarakat. Koordinasi itu penting untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dimasa mendatang," pungkas Basyid.
    Lebih lanjut Basyid menjelaskan bahwa sebenarnya kondisi kelistrikan di Kabupaten Sanggau sudah kondusif dengan beroperasinya PLTU Sungai Batu. Sistem kelistrikan Sanggau sebagian juga membantu pasokan listrik ke Sekadau dan Balai Karangan. Namun dengan terjadinya gangguan kabel ini kemungkinan sistem di Sanggau terpaksa diberlakukan pemadaman bergilir, sementara aliran listrik ke Sekadau dan Balai Karangan terpaksa dilepas.
    "Kabel tanah yang terpasang untuk mengevakuasi PLTU ada tiga. Bila dua jalur yang terganggu maka daya yang bisa dievakuasi cuma 5 MW dari 14 MW yang eksisting. Otomatis sistem kelistrikan di Sanggau pasti terganggu, dan pemadaman pun tak bisa kita hindari. Jika kabel bawah tanah seluruhnya terganggu maka seluruh sistem kelistrikan di Sanggau dan sekitarnya akan mengalami padam total. Proses perbaikannya pun relatif lama, sebab petugas kami harus menyusur kabel satu persatu untuk mengetahui kabel mana yang putus," jelas Basyid.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017