Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota DPR RI Komisi XI Daerah Pemilihan Kalbar, Michael Jeno menilai pasar saham/modal di Indonesia termasuk di Kalbar, harus terus dikembangkan mengingat masih minimnya jumlah investor dibanding jumlah penduduk Indonesia.

"Dari survei Otoritas Jasa Keuangan dari seluruh penduduk Indonesia hanya empat persen saja yang tahu apa itu bursa saham atau pasar modal. Sedangkan yang pernah bertransaksi di pasar modal hanya 1,25 persen," ujar Michael saat seminar pasar modal yang digelar OJK, BEI, KPEI, KSEI dan Untan di Pontianak, Senin.

Ia menyebutkan kondisi yang ada menyebabkan kita miris apalagi fakta di lapangan bursa saham di dalam negeri malah masih dikuasai investor asing.

"Padahal syarat untuk menjadi negara maju itu, pasar modalnya harus kuat juga. Oleh karena itu apa yang ada menjadi tentangan kita bersama untuk memajukan pasar modal. Namun bersyukur pasar modal sekarang mulai ada peningkatan yang signifikan," katanya.

Ia menambahkan kondisi masih rendahnya literasi dan inklusi pasar modal tidak terlepas dari struktur ekonomi dewasa ini. Menurutnya, ekonomi masih dikuasi oleh sebagian kecil masyarakat saja, lalu ada kelas menengah dan terakhir masyarakat berpenghasilan rendah yang menjadi bagian terbesar masyarakat Indonesia.

"Akibatnya pasar modal hanya bisa menyebar ke segmen kelas atas dan menengah. Karena selain faktor ekonomi, pendidikan juga berpengarug ke literasi pasar modal," kata dia.

Meski demikian, Jeno optimistis pasar modal akan kian membesar seiring edukasi terus menerus yang dijalankan OJK dan Bursa Efek Indonesia.

"Apalagi saat ini perusahaan sekuritas terus tumbuh dan produknya pun kian beragam. Bahkan produk reksadana sudah bisa dijangkau oleh masyarakat dengan pendapatan minim. Kita dari Komisi XI yang juga sebagai mitra dari industri keuangan akan terus mendorong dan mendukung dalam bentuk regulasi untuk kemajuan pasar modal," kata dia.

(KR-DDI/A039) 

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017