Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak lima orang jemaah calon haji asal Kalimantan Barat masih menunggu kepastian untuk kembali diberangkatkan ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji tahun ini.

"Saat ini ada lima jemaah asal Kalbar masih menunggu kepastian berangkat di Embarkasi Batam. Ada dua jemaah yang memang sakit dan didampingi dua jemaah haji lainnya yang merupakan pasangan suami istri dan menunggu hasil pemeriksaan lanjutan untuk mendapat kepastian berangkat ke Tanah Suci Mekkah," kata Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Kalimantan Barat Mahmudah di Pontianak, Jumat.

Ia menyebutkan ada dua jemaah yang sedang menunggu kepastian tersebut. Masing-masing jemaah dari Kabupaten Kapuas Hulu dan Kota Pontianak.

"Jadi, kedua jemaah haji ini masing-masing berangkat dengan pasangannya, karena mereka sakit jadi masih didampingi oleh pasangannya. Sehingga mereka berempat masih menunggu kepastian untuk diberangkatkan," tuturnya.

Sementara itu, ada satu jemaah haji yang ketika diperiksa di embarkasi haji Batam, diduga sedang hamil. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir, jemaah tersebut tidak hamil dan memang sudah dikembalikan dari Batam.

"Tetapi kami masih menunggu kabar selanjutnya. Jika memang benar-benar tidak hamil akan diberangkatkan dan kami usahakan berangkat," tuturnya.

Mahmudah menjelaskan, sementara itu khusus jemaah calon haji Kota Pontianak yang seluruhnya berjumlah 652 orang, umumnya tergabung pada kloter 14 masuk dalam maktab 10 dan menginap di Hotel Rehab Al-Mahbba di daerah Aziziyah.

Proses keberangkatan JCH mulai dari Asrama Haji Pontianak, Embarkasi Batam, hingga sampai di Bandara Internasional King Abdul Aziz Kota Jeddah berjalan lancar.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama tidak main-main dalam mempersiapkan sarana dan prasarana penyelenggaraan ibadah haji. Konon sejak tahun 2016 lalu, jemaah sudah dapat menikmati fasilitas yang bagus.

Untuk koordinasi antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia pun cukup baik, terlihat dari pelayanan petugas maktab yang tertata rapi dan sistematis. Nyaris seluruh proses ibadah wajib selama musim haji difasilitasi dengan baik oleh Kerajaan Saudi Arabia.

Saat kedatangan di penginapan, JCH disambut dengan ramah petugas maktab dan diberi cinderamata berupa kalung tasbih dan beberapa biji kurma, khas negeri Arab.

Jika JCH akan melaksanakan proses ibadah wajib, petugas maktab sudah datang untuk mengawal jemaah dari penginapan menuju ke Masjidil Haram. Ketika memulai ritual ibadah, telah disiapkan petugas yang mengawal seluruh JCH hingga proses ritual berakhir.

"Mereka harus memastikan bahwa seluruh jamaah telah melaksanakan tahapan ibadah dengan benar. Jika diketahui ada salah satu jamaah yang tidak menyelesaikan tahapan ibadah maka pihak kerajaan tidak segan-segan menindak tegas para petugas maktab," katanya.

Untuk mempermudah pelayanan, penginapan seluruh JCH dibagi dalam 11 Sektor dengan total penginapan berjumlah 155 hotel dengan standar bintang tiga. Dalam tiap kamar dihuni oleh dua hingga tiga jemaah.

Jarak antara hotel jemaah Kota Pontianak ke Masjidil Haram sekitar tiga hingga empat kilometer. Dengan jarak sejauh ini jemaah tidak perlu khawatir, sebab sudah disiapkan 18 bis besar full AC yang siap 24 jam nonstop mengantar menuju ke Masjidil Haram, dan itu semua gratis.

"Jika dalam keadaan normal, dibutuhkan waktu sekitar 10 menit perjalanan dan 30 menit jika kondisi macet untuk sampai di Masjidil Haram," kata Mahmudah.

Untuk memfasilitasi segala keperluan JCH, pada tiap-tiap penginapan ditugaskan dua hingga empat orang tenaga musiman (Temus) yang standby di hotel. Itu belum termasuk ketua kloter, koordinator ibadah dan tenaga medis yang standby selama 24 jam di penginapan.

(KR-RDO/N005) 1

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017