Sukadana (Antara Kalbar) - Danrem 121/Abw Brigjen TNI Bambang Ismawan,SE saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kayong Utara mengatakan narkoba merupakan bentuk perang modern non militer yang menjadi ancaman saat ini di Indonesia.
"Saya mengingatkan kepada kita semua, bahwa narkoba bentuk ancaman saat yang merupakan bentuk perang modern, kalau sekarang perang menggunakan senjata sudah tidak zamannya lagi karena apa, yang pertama karena mahal, yang kedua pasti menjadi dikecam oleh dunia internasional," ujar dia.
Apalagi menurutnya, Kalimantan Barat merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang sangat rawan terjadinya pelanggaran hukum.
"Ini kenapa saya tekankan betul, karena kurang lebih dua minggu yang lalu Pangdam memberikan hadiah kepada prajurit kita TNI, anggota dari kepolisian dan Bea Cukai karena telah berhasil menangkap kurang lebih 31 kilogram pengiriman sabu dari Malaysia ke Indonesia," jelasnya.
Untuk memperkuat pengamanan di perbatasan, diakui oleh Danrem 121/Abw Brigjen TNI Bambang Ismawan,SE memang diperlukan penambahan pos pengamanan perbatasan (Pospamtas) khusus di wilayah perbatasan Kalbar.
"Memang sedang kita upayakan, kita sudah lapor ke Mabes TNI agar ada penambahan pos, mungkin mudah-mudahan tahun depan akan ada penambahan, tapi memang kalau sekarang masih belum," jelas Danrem yang dilantik pada bulan Mei 2017 tersebut.
Saat ini, lanjutnya, jumlah Pospamtas yang ada baru 59 pos, dan dari jumlah tersebut, pihaknya masih kesulitan untuk mengawasi daerah perbatasan di Kalimantan Barat yang cukup luas.
"Untuk mengatasi kekurangan tersebut, kita libatkan masyarakat, dan tetap bekerjasama dengan instansi lain seperti Bea Cukai, Imigrasi ada juga rekan dari kepolisian, dan BNN kita kerja sama supaya bisa menimalisir pelanggaran yang ada," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Saya mengingatkan kepada kita semua, bahwa narkoba bentuk ancaman saat yang merupakan bentuk perang modern, kalau sekarang perang menggunakan senjata sudah tidak zamannya lagi karena apa, yang pertama karena mahal, yang kedua pasti menjadi dikecam oleh dunia internasional," ujar dia.
Apalagi menurutnya, Kalimantan Barat merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia yang sangat rawan terjadinya pelanggaran hukum.
"Ini kenapa saya tekankan betul, karena kurang lebih dua minggu yang lalu Pangdam memberikan hadiah kepada prajurit kita TNI, anggota dari kepolisian dan Bea Cukai karena telah berhasil menangkap kurang lebih 31 kilogram pengiriman sabu dari Malaysia ke Indonesia," jelasnya.
Untuk memperkuat pengamanan di perbatasan, diakui oleh Danrem 121/Abw Brigjen TNI Bambang Ismawan,SE memang diperlukan penambahan pos pengamanan perbatasan (Pospamtas) khusus di wilayah perbatasan Kalbar.
"Memang sedang kita upayakan, kita sudah lapor ke Mabes TNI agar ada penambahan pos, mungkin mudah-mudahan tahun depan akan ada penambahan, tapi memang kalau sekarang masih belum," jelas Danrem yang dilantik pada bulan Mei 2017 tersebut.
Saat ini, lanjutnya, jumlah Pospamtas yang ada baru 59 pos, dan dari jumlah tersebut, pihaknya masih kesulitan untuk mengawasi daerah perbatasan di Kalimantan Barat yang cukup luas.
"Untuk mengatasi kekurangan tersebut, kita libatkan masyarakat, dan tetap bekerjasama dengan instansi lain seperti Bea Cukai, Imigrasi ada juga rekan dari kepolisian, dan BNN kita kerja sama supaya bisa menimalisir pelanggaran yang ada," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017