Pontianak (Antara Kalbar) - Jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul untuk melakukan wukuf di Padang Arafah pada hari Kamis tanggal 9 Dzulhijah (31/8).

Puncak kegiatan ibadah haji ini diawali dengan khutbah wukuf lalu dilanjutkan dengan sholat Dzuhur dan Ashar yang dilakukan dengan cara dijama' Qashar.

Arus Jamaah Calon Haji (JCH) yang mulai datang ke Padang Arafah sejak H-2 diatur sedemikian rupa oleh Panitia ibadah haji Pemerintah Arab Saudi melalui masing-masing Maktab sehingga tidak terjadi kemacetan yang berarti saat seluruh JCH diberangkatkan sejak dari penginapan hingga berkumpul di Padang Arafah.

JCH asal kota Pontianak yang tergabung pada Kloter BTH 14 Embarkasi Batam masuk di Maktab 10. Sebagian JCH asal kota Pontianak yang melaksanakan Tarwiyah (ma'bid di Mina) telah diberangkatkan pada hari Selasa pukul 21.00 WAS .


Sementara JCH yang lainnya langsung diberangkatkan secara bertahap ke Arafah pada keesokan harinya sejak pukul 17.00 WAS hingga tengah malam.


Suhu di Padang Arafah di pagi hari diperkirakan 42 derajat celcius, dan meningkat menjadi 51 derajat celcius pada pukul 13.30 WAS.


Suhu yang panas menyebabkan beberapa jamaah mengalami dehidrasi yang cukup parah hingga harus diinfus. Beberapa mengeluhkan pusing, mual dan muntah-muntah. Tenaga medis yang bertugas cukup dibuat kerepotan karena harus melayani sekitar 400-an JCH yang hadir di Padang Arafah.


"Hingga berakhirnya waktu wukuf seorang jamaah asal Kota Pontianak terpaksa dilarikan ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia karena kadar gula darahnya meningkat hingga 500 lebih," ungkap salah seorang Tenaga Medis yang enggan menyebutkan namanya.

Menurutnya, jamaah yang mengalami dehidrasi saat wukuf rata-rata enggan mengkonsumsi air putih yang banyak padahal cuaca sangat panas sekali.

Pewarta: Hendra A Fattah

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017