Pontianak (Antara kalbar) - Khatib shalat Idul Adha 1438 Hijriah di Masjid Raya Mujahidin Pontianak mengungkapkan bahwa suatu pengorbanan yang dilakukan dengan tulus ikhlas akan melahirkan keberkahan.

"Berkah pengorbanan yang diberikan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, Kota Mekah dan sekitarnya menjadi pusat ibadah umat manusia sedunia. Jejaknya menjadi bagian dari manasik haji yang dilaksanakan 3 juta umat Islam pada hari ini. Sumur zamzam yang penuh berkah, mengalir di tengah padang pasir dan tidak pernah kering," kata Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Raya Mujahidin, Salafuddin Abu Sayyid, di Pontianak, Jumat.

Dalam khutbah usai shalat Ied tersebut, khatib Salafuddin menceritakan perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS yang dipenuhi dengan kisah heroik tentang keimanan, ketaatan, dakwah, perjuangan dan pengorbanan. Alquran mengabadikan kisahnya agar menjadi pelajaran bagi kaum beriman sepanjang zaman.

Khatib ini mengajak ribuan jemaah yang melaksanakan shalat Ied, untuk mengambil pelajaran dari kisah teladan perjalanan hidup Nabi Ibrahim AS itu, karena berbuah keberkahan bagi keluarga dan keturunan hingga generasi mendatang.

Ia mengatakan, umat Muslim dapat belajar dan meneladani para nabi pilihan dalam segala aspek kehidupan, agar hidup di dunia mendapat keberkahan. "Hasanah di dunia, dan hasanah pula di akhirat sana, dengan meraih balasan surga yang dijanjikan allah SWT," katanya.

Adapun yang dapat dipelajari dari kisah nabi itu di antaranya belajar tauhid dan keimanan, belajar menunaikan ketaatan yang sempurna, belajar dakwah, dan belajar berkorban.

Belajar tauhid dan keimanan seperti yang ada dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 120, "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang panutan lagi patuh kepada Allah dan hanif (lurus). Sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik."

Kemudian, tugas yang diperintahkan kepada Nabi Ibrahim AS dilaksanakan dengan segera, sempurna dan dilakukan semuanya. "Ketaatan yang paling pertama dilakukan dan sangat utama yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS adalah dalam menegakkan shalat," kata Khatib ini.

Belajar dakwah, dimana Ibrahim AS mendakwahi keluarganya, kaumnya dan rajanya. Tetapi sedikit di antara mereka yang beriman. Begitu besar ujian dari dakwah yang dilakukan Nabi Ibrahim AS.

"Bahkan beliau mendapat ancaman dibakar dan kemudian benar-benar dibakar. Namun Allah SWT menyelamatkannya. Allah jadikan salah satu mukjizatnya adalah tidak mempan dibakar oleh api yang menyala-nyala. Bahkan api itu menjadi dingin baginya sehingga selamatkan kekasih Allah itu dari tipu daya dan makar mereka," katanya lagi.

Belajar berkorban, bagian dari episode kehidupan yang dilalui Nabi Ibrahim AS dan keluarga dengan pengorbanan demi pengorbanan. Tiada pengorbanan yang lebih besar dar seorang ayah melebihi pengorbanan agar meninggalkan putra dan istri yang paling dicintai. Menempatkan mereka di sebuah lembah gersang jauh daru Mekkah.

"Tetapi itu semua dijalaninya dengan penuh ketulusan. Beliau sambut seruan Allah, Rabb semesta alam," katanya lagi.

Puncak dari pengorbanan adalah, manakala datang perintah yang lebih tidak masuk akal lagi. Yaitu perintah untuk menyembelih Ismail AS. Namun dari pengorbanan itulah, lahir keberkahan.

"Berkah pengorbanannya dan keluarganya, Kota Mekkah dan sekitarnya menjadi pusat ibadah umat manusia sedunia. Jejaknya menjadi bagian dari manasik haji yang dilaksanakan 3 jutaan umat Islam pada hari ini," katanya mengingatkan.

Akhirnya umat Islam dapat memetik nikmat Islam sebagai buah dari perjuangan dan pengorbanan para pejuang Islam dari zaman ke zaman. "Islam barangkali tidak sampai kepada kita tanpa pengorbanan para da`i dan ulama Islam yang menyebarkan hidayah Islam di Nusantara dan penjuru bumi lainnya," kata dia lagi.

Indonesia tercinta, lanjutnya, tidak akan mungkin ada tanpa perjuangan dan pengorbanan para pahlawan. Mereka adalah pada ulama, kyai, santri dan masyarakat negeri ini yang berjuang mengusir penjajah dengan pekikan takbir.

Maka sangat ironis jika umat Islam tidak memiliki peran yang berarti dalam kepemimpinan negeri ini, apalagi sampai terpinggirkan di kancah politik dan ekonomi.

Khatib ini mengajak umat Muslim untuk membangun bangsa yang besar ini, yang merupakan anugerah Ilahi Rabbi. "Kita bangun jiwanya, kita bangun badannya. Kita cintai NKRI. Kita isi kemerdekaan hasil pengorbanan para pejuang dengan berbagai kebaikan. Kita ajak para pemimpin dan seluruh rakyatnya untuk membangkitkan kembali spirit berkorban. Dengan inilah kita akan dapatkan keberkahan serta meraih cita mulai `Baldatunn thayyibatun wa rabbun ghafuur`," katanya.

Sementara itu, panitia kurban di Masjid Raya Mujahidin mengumumkan menerima hewan kurban dari umat Muslim di Kota Pontianak dan sekitarnya, terdiri dari 22 ekor sapi dan 26 ekor kambing. Shalat Idul Adha di halaman Masjid terbesar di Kalbar itu digelar pukul 07.00 WIB. 


(N005/)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017