Pontianak  (Antara Kalbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan PT Waindo Prakersa Jakarta menggelar workshop sosialisasi dan internalisasi penyusunan kajian risiko bencana regional 2, di Aula Hotel Dangau Resort Singkawang, Senin.

Staf Ahli Wali Kota Singkawang Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Agus Prayitno yang membuka kegiatan tersebut mengatakan, sangat mendukung kegiatan workshop (lokakarya) tersebut terlebih di Kota Singkawang ini sangat rentan terjadi bencana seperti banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Bahkan tidak hanya itu, di Singkawang inipun pernah terjadi gempa beberapa tahun lalu, meskipun getarannya tidak terlalu kuat, namun hal tersebut dapat membuat masyarakat Singkawang terkecoh," kata Agus Prayitno.

Melalui workshop ini, dia berharap, dapat memberikan kesadaran bagi kita semua terutama dari aspek pencegahannya. Karena dari pencegahan itu, maka tingkat risikonya akan dapat ditekan semakin kecil.

Meskipun memupuk kesadaran masyarakat itu tidak hanya cukup dengan dilakukannya workshop. Maka dari itu, BPBD Singkawang juga diharapkan dapat memberikan sosialisasi baik melalui baliho, siaran radio, dan lain-lain.

"Namun yang terpenting, pencegahan bencana itu menjadi bagian yang sangat penting. Dimana pemahaman itu kita harus satu komitmen. Jangan sudah kejadian baru repot," ujarnya.

Dan kepada peserta yang hadir diharapkan bisa menjadi ujung tombak dari pencegahan itu. Sehingga lokakarya yang digelar menjadi sukses, dalam arti yang dulu Singkawang sering banjir, dengan adanya lokakarya ini Singkawang tidak lagi mengalami banjir.

"Kepada peserta diharapkan bisa menyerap semaksimal mungkin apa yang disampaikan oleh para narasumber," pintanya.

Dia berharap, motto Singkawang (singgah kasih uang) betul-betul terwujud melalui lokakarya tersebut. Sehingga betul-betul dapat memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan bencana.

"Misalnya tidak membuang sampah di parit atau sungai," tuturnya.

Contoh kecil saja, seperti kondisi sungai Singkawang saat ini. Dulu di sungai itu bisa mandi dan berenang. Tapi untuk sekarang mana bisa lagi. Karena banyaknya sampah-sampah yang dibuang dengan sengaja oleh masyarakat.

Menurutnya, selain memiliki permasalahan sampah, sungai Singkawang itu juga ada masalah erosi di atas (hulu).

"Artinya, ada masalah di bagian hulu nya. Kalau memang mau di lakukan pembenahan, maka harus dilakukan pembenahan dari hulu sampai ke hilir," katanya.


(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017