Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr Eddy Suratman menyambut baik penerapan kebijakan wajib transaksi non tunai di seluruh SPBU Kota Pontianak pada 2018 karena memiliki banyak keunggulan.

"Dengan e-money, transaksi lebih akurat hingga digit terkecil. Transaksi juga menjadi lebih cepat karena tidak perlu menunggu uang kembali, data historis transaksi terekam dengan baik dan sejumlah keunggulan lainnya," ujarnya di Pontianak, Selasa.

Ia menyebutkan bahwa dengan transaksi non tunai menunjukkan ciri masyarakat suatu tempat sudah moderen. Sehingga dengan demikian dia sangat setuju apabila pemerintah menggencarkan kampanye penggunaan non tunai.

"Hanya saja jangankan memiliki, tingkat pengetahuan warga Pontianak tentang produk e-money masih sangat minim. Sehingga dengan hal itu pihak penyelenggara harus melakukan sosialisasi besar-besaran untuk hal tersebut," sarannya.

Ia menambahkan bahwa untuk sosialisasi juga harus dalam rentang waktu yang panjang agar seluruh masyarakat tersentuh. Menurutnya sosialisasi tersebut dilakukan selama enam bulan tanpa terputus sebelum aturan itu diberlakukan.

"Kita harapkan dengan sosialisasi masyarakat atau konsumen tidak kaget dan marah karena tiba-tiba uang tunai mereka tidak berlaku di SPBU," papar dia.

Satu di antara warga Pontianak, Boris mengaku setuju penerapan transksi non tunai melalui e- money di SPBU yang ada di Pontianak. Hal itu menurutnya tentu akan memberikan manfaat luas bagi konsumen.

"Kalau di SPBU biasa uang kembali biasanya tidak sesuai. Contoh kalau kita isi premium Rp17.800 dan uang yang kita serahkan Rp20.000. Kembaliannya dipastikan hanya Rp2.000, bukan Rp2.200. Dengan e-money tentu dikembalikan sebagaimana mestinya," kata dia.

(U.KR-DDI/T011)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017