Pontianak (Antara Kalbar) - Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr Meiran Panggabean mendorong Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memerangi data hoaks mengingat saat ini tidak jarang beredar data palsu yang dibuat tanpa menggunakan kaidah ilmiah.

"Data sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi. Melalui data, pemerintah atau lembaga tertentu dapat mengetahui kinerja pembangunan serta posisi pencapaian. Di era digital saat ini informasi begitu cepat keluar dan siapapun bisa mengaksesnya. Tidak jarang beredar data palsu yang dibikin tanpa menggunakan kaidah ilmiah," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Ia juga meminta BPS untuk menggencarkan penggunaan media digital terutama internet dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat.

"Guna meningkatkan daya saing di era digital untuk percepatan pembangunan dibutuhkan data dan informasi akurat dan terpercaya yang dapat diakses dimana dan kapan saja," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa secara umum masyarakat agar juga agar lebih bijak menyikapi informasi yang tidak benar. Apalagi untuk mendorong opini tertentu.

"Tentu yang terjadi saat ini adalah perang data yang berpotensi membuat bingung masyarakat. BPS sebagai lembaga yang punya kredibilitas, SDM kompeten dan fasilitas tentu menjadi acuan untuk dipercaya. Kembali, BPS harus memerangi data-data hoaks," jelas dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Kalbar, Soetaryo mengatakan sejauh ini dunia usaha selalu menggunakan data BPS dalam rangka menganalisa potensi investasi dan penjualan.

"Potret yang dilakukan BPS memudahkan dunia usaha untuk mengambil kebijakan tertentu. Tentu yang kami harapkan adalah data yang sesungguhnya," jelasnya.

Ia menjelaskan perusahaan yang profesional pasti bekerja berdasarkan data. Tanpa statistik maka perusahaan akan kesulitan menentukan sikap dan mengambil keputusan atau permasalahan ekonominya.

"Seorang manajer penjualan memiliki tugas dalam memasarkan produknya. Tentu produk tersebut mempunyai target konsumen. Dia harus tahun jumlah penduduk daerah yang dia sasar, karakter masyarakat, usia, jenis kelamin, penghasilan rata-rata, dan data-data pendukung lainnya. Akan berbeda hasilnya orang yang menganalisa data statistik dengan orang yang hanya mengandalkan opini pribadi," papar dia.



(U.KR-DDI/N005)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017