Pontianak  (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie, mengatakan, perguruan tinggi yang ada di provinsi itu memiliki peranan strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan daerah dan Indonesia.

"Wilayah Kalimantan Barat memiliki nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional, khsusnya melalui pendidikan tinggi, kondisi dilapangan memperlihatkan diperlukannya pengelolaan sumber daya manusia yang saling mendukung atau bersinergi satu sama lain," kata M Zeet di Pontianak, Kamis.

Menurtnya, perguruan tinggi yang ada di Kalbar diharapkan dapat melihat berbagai permasalahan yang dihadapi seperti pertama permasalahan yang berdimensi local dan domestik, yakni gambaran kemiskinan sebagai akibat terabaikannya pembangunan sumber daya manusia.

Selain itu, permasalahan yang berdimensi Nasional antara lain adanya gejala serta permasalahan yang berdimensi regional antarnegara yang menimbulkan konflik mengenai kesetaraan tenaga kerja dan tingkat pendidikan masyarakat.

"Persoalan mendasar mengenai sumber daya manusia memang harus terus disentuh secara menyeluruh. Oleh karena itu kini saatnya bagi masyarakat memprakarsai perumusan pendidikan tinggi, dimana salah satunya adalah mengelola sumber daya manusia, agar seluruh wilayah menjadi lebih efektif dimasa-masa mendatang," tuturnya.

Dia menambahkan, IPM Kalbar selalu naik setiap tahunnya berkisar antara 0,6persen hingga 1,8 persen dimana pada tahun 2016 IPM Kalbar adalah 66,30, yakni pada peringkat ke 29 dari 34 provinsi di Indonesia.

Pertumbuhan IPM dan potensi geografis Kalbar tersebut tentu memerlukan tindakan dan upaya secara bersama-sama untuk terus meningkatkan semua indikator IPM, salah satunya adalah meningkatkan mutu dan tingkat pendidikan masyarakat.

"Salah salah satu sektor pendukung yang dapat meningkatkan IPM adalah pendidikan tinggi, dan perguruan tinggi diharapkan terus selalu berkoordinasi, menjadikan penanganan wilayah berjalan optimal dan terpadu serta terhindar dari tarik menarik kepentingan," katanya.

Menurutnya, keberadaan lembaga perguruan tinggi yang kuat dapat mengatasi dan menghindarkan timbulnya konflik, paling tidak melalui kebiasaan menyelesaikan masalah, dimana secara konseptual dan operasional perlu diarahkan dan dirancang guna menumbuhkan daya saing, kompabilitas dan komplementaritas dengan wilayah mitra, termasuk dengan Malaysia (Sarawak).

"Globalisasi atau liberalisasi pendidikan tinggi yang sedang terjadi melalui jalur pasar bebas memang harus dihadapi dengan hti-hati oleh Negara berkembang, tak terkecuali Indonesia," katanya.



(U.KR-RDO/B008)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017