Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Asosiasi Tours dan Travel Indonesia (Asita) Kalimantan Barat Nugroho Henray Eka Saputra menilai selama tiga tahun pemerintahan program pariwisata yang mengucur ke wilayah itu cukup banyak namun belum berdampak secara signifikan.

"Program-program yang ada masih tidak memberikan dampak yang signifikan dan itu terbukti terhadap jumlah kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang masih terbilang rendah," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Henray menyebutkan rendahnya dampak pariwisata berupa kunjungan wisatawan ke Kalbar karena sumber daya pariwisata Kalbar yang belum mumpuni.

"Asita Kalbar sudah berupaya menjual destinasi yang ada di Kalbar. Namun kita terhambat pada dua hal yaitu sumber daya manusia dan promosi yang kurang memadai," jelas dia.

Menurutnya, Asita berharap pemerintahan pusat melalui Kementerian Pariwisata dapat mendirikan perguruan tinggi pariwisata di Kalbar.

"Dengan adanya perguruan tinggi tentu satu di antara langkah untuk menguatkan SDM kita. SDM menguat maka banyak hal kreatif berkaitan pariwisata dapat digarap dan dipoles," jelas dia.

Ia menyakini bahwa pariwisata adalah penyumbang devisa baru negara Indonesia kini dan ke depannya.

"Oleh karena itu sudah selayaknya pengembangan pariwisata digalakkan dengan didukung semua pihak," papar dia.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, Yuliardi Qamal mengatakan pihaknya sebagaimana kapasitasnya siap menerima tamu atau wisatawan.

"Anggota kami dari PHRI siap menerima dan memanjakan wisatawan dalam hal kamar hotel dan kuliner. Saat ini sudah empat ribuan kamar hotel," jelas dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat jumlah kunjungan wisatawan manca negara untuk periode Januari - September 2017 sebanyak 29.015 kunjungan. Angka itu dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama meningkat 23, 20 persen atau 23.551 kunjungan.

(U.KR-DDI/T011)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017