Mempawah (Antara Kalbar) - Sejumlah petani di Desa Semparong Parit Raden, Kabupaten Mempawah, kini fokus mengembangkan tanaman jahe mengingat permintaan ekspor yang terus meningkat.

"Info dari pengepul, permintaan mencapai 40 ton jahe per hari," ujar Sukri (42), petani jahe di Desa Semparong Parit Raden, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Senin.

Ia melanjutkan saat ini harga di tingkat pengepul berkisar Rp26 ribu per kilogram.

"Yang pasti, belum pernah di bawah Rp20 ribu per kilogram," ujar Sukri yang mulai menanam jahe sejak tahun 2014.

Menurut dia, pada awal-awal menanam, lahan yang digunakan sekitar 18 m x 18 m atau satu anggar. Hasil yang diperoleh sekitar satu ton atau setara Rp20-an juta.

Hasilnya Sukri gunakan untuk memperluas areal yang ditanam pada musim berikutnya.

"Alhamdulillah, hasilnya jauh lebih baik dibanding menanam cabe dan lainnya," ujar dia.

Kini, Sukri telah menanam jahe di areal untuk 32 anggar atau sekitar satu hektare.

"Mungkin nanti jadi lima hektare," katanya.

Oktavianus Frans, staf bagian produksi Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Mempawah menambahkan, untuk komoditas jahe sebenarnya terbilang baru bagi petani setempat.

"Masyarakat perlu mendapat informasi ini, karena kalau dilihat, komoditas jahe dapat membuat petani sejahtera dalam waktu singkat," kata Oktavianus.

Sementara dari dinas akan mendorong dari sisi pembinaan dan bantuan yang dibutuhkan petani dalam mengembangkan usahanya.

Kepala Desa Semparong Parit Raden, Saniman mengatakan, sekitar 85 persen penduduk bergerak di bidang pertanian.

"Pertanian menjadi penggerak ekonomi desa, dan jahe kini mulai diminati petani," kata Saniman.


(T.T011/S027) 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017