Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Uray Tajudin meminta aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak menggunakan gas elpiji tabung melon atau subsidi.

"Permintaan sekaligus ajakan ke ASN untuk tidak mengunakan gas melon karena saat ini gas subsidi tersebut tengah langka," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Selasa.

ASN tidak mengunakan gas subsidi kata Tajudin satu di antara langkah agar kelangkaan cepat diatasi dan masyarakat yang memang berhak mendapatnya kebagian.

"Apa yang dilakukan juga dalam upaya mengantisipasi tingginya permintaan saat perayaan hari natal dan tahun baru," jelas dia.

Tajudin menyebutkan dari instansi terkait telah menyampaikan bahwa dalam menghadapi natal dan tahun baru, untuk sembako dipastikan aman. Namun berbeda kasusnya dengan elpiji subsidi yang ada kelangkaan.

"Kondisi yang ada saat ini sudah kita sampaikan dengan pemerintah provinsi," jelas dia.

Ia mengakui hingga saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas tidak memiliki data terkait jumlah alokasi elpiji subsidi yang diperuntukkan bagi rakyat miskin tersebut.

"Pihak Pertamina belum pernah menyampaikan laporan atau data terkait alokasi tersebut. Yang kita ketahui memang distributornya ada di Kota Singkawang," kata dia.

Sementara itu satu di antara warga Desa Sendoyan, Sambas, Sodiah menyebutkan saat ini harga gas melon di desanya mencapai Rp28.000 per tabung.

"Saat ini selain harga sudah tinggi dari harga eceren tertingginya juga sulit dicari. Itu tentu merepotkan masyarakat," jelas dia.




(U.KR-DDI/N005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017