Pontianak (Antaranews Kalbar) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pontianak mengintegrasikan berbagai informasi tentang cuaca dengan aplikasi Gencil yang dimiliki Pemerintah Kota Pontianak.

"Saat ini kami sudah melakukan pengintegrasian data-data dan informasi yang dimiliki LAPAN dengan aplikasi yang dimiliki Pemkot Pontianak, yakni Gencil," kata Kepala LAPAN Pontianak Thomas Djamaluddin di Pontianak, Jumat.

Informasi yang akan ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama antara LAPAN dan Pemkot Pontianak, yakni informasi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) atau sistem peringatan dini bencana berbasis satelit.

"Informasi itu menyajikan kondisi cuaca ekstrem di seluruh wilayah Indonesia dan bisa dimanfaatkan untuk wilayah Kota Pontianak. Data-data itu merupakan gabungan antara data citra satelit cuaca dengan hasil model atmosfir," ungkapnya.

Dengan demikian, kata Thomas, dapat memperkirakan kondisi saat ini, kondisi awan, kondisi ekstrem hujan dan lainnya sampai dengan tiga hari ke depan.

Melalui informasi tersebut, Kota Pontianak bisa memberikan informasi untuk mengantisipasi kemungkinan bencana terutama banjir, katanya.

Ia menambahkan pihaknya juga berencana memasang radar Santanu di pertengahan tahun 2018, yakni radar yang berfungsi untuk mendeteksi curah hujan ekstrem.

Melalui radar itu pula, informasi kondisi ekstrem curah hujan bisa diketahui.

"Sehingga daerah-daerah yang perlu diperhatikan, yakni daerah hulu yang nanti ketika terjadi curah hujan ekstrem itu berdampak pada bencana banjir. Dengan demikian bisa diantisipasi dulu, dan informasi kondisi ekstrem itu bisa menjadi peringatan dini bagi jajaran di Pemkot Pontianak untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan antisipasi lainnya," katanya.

Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengungkapkan dengan adanya kerja sama itu, maka semakin melengkapi informasi yang tersedia di aplikasi Gencil sehingga masyarakat atau pengguna smartphone juga bisa mengakses kondisi cuaca, baik di Pontianak, Kalbar, seluruh Indonesia, dan bahkan dunia.

Menurut dia, hal itu penting untuk membiasakan masyarakat mengetahui informasi cuaca di kawasan ia bermukim.

"Supaya ketika ada hal-hal yang membahayakan seperti bencana, kita sudah mengetahui dan bisa mengantisipasinya sehingga tidak jatuh korban," katanya.

Penyajian informasi ini juga sebagai wahana edukasi bagi masyarakat. Informasi-informasi cuaca ini juga penting bagi dunia pelayaran, nelayan dan lain sebagainya yang membutuhkan informasi cuaca.

"Informasi cuaca yang disajikan LAPAN tingkat akurasinya cukup tinggi," tutur Sutarmidji.

Kaitan dengan letak geografis Pontianak yang berada di titik nol derajat lintang utara-lintang selatan di Tugu Khatulistiwa, ia meminta kepada LAPAN untuk mencarikan jargon yang tepat sehingga menarik untuk dijual sebagai daya tarik wisata, dengan catatan, jargon itu sifatnya ilmiah.

Selama ini, menurut dia, hanya sekedar memperingati kulminasi matahari tanpa menggali lebih dalam hal-hal menarik dari kulminasi itu.

"Itu yang harus digali dan angkat ke permukaan. Mudah-mudahan LAPAN bisa memberikan masukan, kemudian kita rumuskan jargonnya sehingga orang menarik untuk datang ke Pontianak dan menikmati garis Khatulistiwa tersebut," kata Sutarmidji.

(U.A057/J008)

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018